BULELENG – Penjabat (Pj) Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Buleleng ikuti rapat koordinasi nasional (rakornas) pengendalian inflasi daerah secara virtual.
Selain mendengarkan pengarahan dan strategi pengendalian inflasi tahun 2023, pada rakornas yang dipimpin langsung Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Republik Indonesia Muhammad Tito Karnavian juga disampaikan apresiasi terhadap Kabupaten Buleleng.
Berbagai upaya yang telah dilakukan dalam menjaga stabilitas harga kebutuhan bahan pokok, membuahkan hasil yang baik pada perekonomian masyarakat dan juga sekaligus menempatkan Buleleng masuk 10 besar kabupaten/kota se-Indonesia yang mampu menekan inflasi terendah pada Desember 2022,” ungkap Pj Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana usai mengikuti rakornas pengendalian inflasi daerah di Ruang Rapat Kantor Bupati Buleleng, Senin (9/1/2023).
Kepala BKPSDM Provinsi Bali ini menegaskan Mendagri Republik Indonesia Muhammad Tito Karnavian mengapresiasi gerakan detail dan terjun langsung ke lapangan yang dilakukan TPID Buleleng.
“Mendagri mengapresiasi apa yang telah dilakukan TPID Buleleng dalam menekan laju inflasi, sekaligus minta agar lebih ditingkatkan lagi pada tahun 2023. Dari 10 besar kabupaten/kota di Indonesia yang mampu menekan laju inflasi, Buleleng dinilai sedikit berbeda dan cukup menarik, selain sangat detail juga langsung turun ke lapangan,” tandas Lihadnyana mengutip arahan dan apresiasi Mendagri.
Ia menambahkan, gerakan tanam cabai secara massal di seluruh desa juga mendapat apresiasi dan perlu dikembangkan di kawasan perkotaan. “Pasalnya, kondisi inflasi sifatnya menyeluruh, sehingga selain untuk memenuhi kebutuhan pokok, gerakan menanam cabai juga membuat seluruh wilayah terlihat lebih hijau,” terangnya.
Terkait pengendalian inflasi, Lihadnyana memaparkan meski banyak hari raya dan tahun baru, Buleleng mampu menekan inflasi hingga angka 4,63 pada Bulan Desember 2022.
“Hal ini merupakan hasil kerja gotong royong dan komitmen bersama seluruh pihak dalam pengendalian inflasi. Kami potong langsung rantainya, dari petani diambil langsung ke pedagang. Dengan demikian, harga komoditas menjadi tidak terlalu tinggi,” jelasnya.
Selain itu, juga diterapkan strategi lain untuk lebih mengoptimalkan pengendalian inflasi antara lain memberikan subsidi harga transaksi keuangan digital dengan nilai potongan 10%, melaksanakan operasi pasar, monitoring distribusi, kerjasama antar daerah produsen, penyaluran bantuan pangan dan subsidi transportasi.
“Dengan komitmen bersama dari seluruh stakeholder serta dukungan masyarakat, astungkara strategi tersebut mampu menekan laju inflasi,” pungkasnya. (kar,dha)