KLUNGKUNG – Cagub Bali nomor 2 Wayan Koster menghadiri Diskusi Memikat (Sikat) yang digelar Komunitas Gemini, di Klungkung Minggu 10 November 2024. Ratusan millenial dan Gen Z yang hadir dalam diskusi ini menyampaikan sejumlah aspirasi dan kritik. Gubernur Bali 2018-2023 ini terlihat antusias menanggapi pertanyaan setiap generasi muda.
Bahkan Koster memuji setiap penanya yang kritik dan berani menyampaikan aspirasi yang kuat karena hal ini merupakan bentuk perhatian generasi muda terhadap Klungkung dan Bali umumnya. “Pertanyaan anak muda bagus-bagus dan penuh kiritik demi membangun Bali. Ini bentuk perhatian generasi muda untuk daerahnya Klungkung,” kata Koster.
Turut hadir dalam kegiatan ini Ketua Tim Pemenangan Klungkung, Nyoman Suwirta, dan calon Wakil Bupati Klungkung nomor 2 Tjok Surya dari paket Satriya (Made Satria-Tjok Surya). Koster langsung disikat penanya asal Nusa Penida Klungkung. Generasi muda ini menanyakan terkait turis yang membludak ke Nusa Penida dan Infrastruktur jalan serta jembatan di Nusa Penida.
Koster langsung menjawab. Menurut DPR RI tiga periode ini, belakangan turis banyak datang ke Nusa Penida Klungkung setelah di bangun Pelabuhan Sanur, Bias Munjul dan Sampalan. Normalnya sekitar lima ribu wisatawan per hari. Jika ramainya bisa puluhan ribu wisatawan ke Nusa lewat Sanur. Setiap hari bisa puluhan ribu ke Nusa Penida. “Prioritas pertama kami (Koster-Giri) tingkatkan kapasitas jalan, pelebaran dan infrastruktur yang memadai. Seperti membangun dibangun jembatan penyeberangan dari Nusa Penida ke Ceningan,” kata Koster.
Koster menjelaskan telah merancangnya pada periode pertama menjadi Gubernur Bali. Bersama Bupati Klungkung Nyoman Suwirta, Koster telah memiliki rancangan pembangunan infrastruktur di Nusa Penida. “Astungkara terpilih di periode kedua langsung kami kerjakan,” jelasnya.
Menurut pria asal Sembiran Tejakula ini, jalan lingkaran Nusa Penida secara bertahap akan direalisasikan. Butuh anggaran besar sehingga akan ada kolaborasi angaran APBN dan APBD untuk membiayainya. “Jika ini terealisasi maka masalah macet bisa diatasi di Nusa Penida Klungkung,” katanya.
Selain terkait infrastruktur, Koster juga menjawab pertanyaan generasi muda terkait pinjaman dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Rp 1,5 Triliun untuk pembebasan dan pemadatan lahan Pusat Kebudayaan Bali di Klungkung. Koster langsung menjelaskan terkait pinjaman dana ini. Menurutnya, pinjaman dana ini merupakan pinjaman produktif. Karena dana ini diperuntukkan membangun Pusat Kebudayaan Bali dilahan tak produktif bekas galian C Gunaksa Klungkung.
Lahan bekas lahar letusan Gunung Agung yang tak ada nilainya kini telah bernilai tinggi. Setelah dibebaskan dan dipadatkan, aset Pemprov Bali ini telah bernilai sekitar Rp 5 Triliun. Kini banyak pengusaha yang melirik lahan ini. Bahkan ada pengusaha yang ingin membeli. Jika Pemprov Bali ingin jual maka bisa saja untung Rp 3,5 T karena sudah ada pengusaha yang ingin beli dengan harga Rp 5 T. “Lahan Pusat Kebudayaan Bali tidak kami jual. Karena lahan di Bali sulit. Tak ada pabrik tanah di Bali. Kita akan bekerja sama dengan pihak ketiga untuk membangun. Tapi aset ini tetap milik Pemprov Bali,” tegas Koster.
Selain itu, Koster menanggapi generasi muda yang menyampaikan aspirasi terkait apresiasi terhadap prestasi atlet bidang olahraga. Menurut Koster sejak menjadi Gubernur Bali 2018-2023, para atlet, pelatih dan pengurus berprestasi selalu diberikan insentif . Koster juga akan memperhatikan pembinaan atlet sejak awal persiapan hingga tampil di ajang nasional dan internasional.
Dalam kesempatan ini, Koster juga menampilkan grand desain pembangunan infrastruktur terintegrasi di seluruh wilayah di Bali. Seperti kelanjutan pembangunan Pusat Kebudayaan Bali, Pura Besakih, Pura Batur, jalan short cut, jalan baru, pelabuhan di Buleleng dan Amed yang dipaparkan secara visual. Generasi muda antusias menyimak dan berharap semuanya bisa berjalan dengan baik. (arn)