
BADUNG – Empat seniman Bali dari Himpunan Seniman Pecatu (HSP) dan Bali Talent Artis (BTA) berhasil mengukir prestasi di tingkat internasional dengan predikat ‘Commemorative Prize’. Yakni pada ajang 27th Harbin International Snow Sculpture Competition yang berlangsung pada 6-9 Januari 2025 di Harbin, China.
Adapun empat seniman berbakat itu adalah I Nyoman Sungada, I Wayan Mardina, Gede Agus Kurniawan, dan I Ketut Suaryana. Sebagai Kapten Tim, I Nyoman Sungada mengungkapkan, karya yang dipersembahkan mengangkat tema ‘Tri Guna’. Sesuai tema, ada tiga raut wajah yang diukir pada balok salju setinggi 4 meter.
Raut wajah pertama menggambarkan Sattwam yang memiliki arti sifat manusia tenang, tulus, bijaksana, dan tanpa pamrih. Kedua adalah Rajas, yang memiliki sifat energik, agresif, dan ambisius. Serta ketiga yaitu Tamas, yang memiliki sifat pasif, malas, dan lamban.
Mewujudkan karya tersebut, tim pematung menghadapi sejumlah tantangan yang tidak mudah. Utamanya berupa suhu ekstrim yang mencapai -26 derajat Celcius. “Kami bekerja dengan maksimal. Pengalaman adalah guru terbaik, bahwa kami harus lebih banyak belajar lagi,” ucapnya.
Diakui dia, selama ini pihaknya sudah beberapa kali mengikuti ajang internasional. Bahkan sejumlah prestasi berhasil diraih. Namun sayang, meski sudah mengharumkan nama Indonesia, penggunaan dana pribadi masih jadi andalan untuk bisa berangkat dan mengikuti ajang tersebut.
Pun demikian untuk Harbin International Snow Sculpture Competition tahun ini. Untuk memenuhi semua biaya dibutuhkan, pihaknya masih menggunakan dana pribadi. Upaya mencari sponsor memang sempat dilakukan, termasuk ke Pemerintah Kabupaten Badung. Tapi sayang, hingga November 2024 lalu tidak ada kabar menggembirakan.
Berkenaan dengan itu pula, maka tim yang berangkat kali ini juga mengalami perubahan. Dimana mereka, notabene merupakan orang-orang yang siap dengan dana pribadi. “Kami berangkat dengan semangat besar meski harus mengeluarkan kocek sendiri,” sambungnya.
Kaitan hal tersebut, maka dia berharap agar kedepan dukungan dapat hadir dari berbagai pihak. Supaya keikutsertaan Bali pada ajang internasional itu tidak terputus. “Sayang sekali jika kesempatan ini hilang. Dukungan yang lebih besar tentunya akan sangat membantu keberlanjutan seni budaya kita di kancah dunia,” tutupnya. (adi,dha)