KARANGASEM – Mundurnya kader senior PDIP Karangasem, I Nyoman Winata dari keanggotaan dan mengarahkan dukungan ke paket GP (Gus Par-Guru Pandu) tak membuat kader banteng tanah aron melembek.
Sebaliknya, aksi pembelotan yang dilakukan mantan anggota DPRD Karangasem tiga periode itu, membuat kader partai dari tingkat DPC, PAC dan Anak Ranting hingga akar rumput makin solid untuk memenangkan pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Karangasem, I Gede Dana dan I Nengah Swadi pada Pilkada Serentak 27 November mendatang.
Banteng Ketaton, begitulah gambaran situasi kader partai besutan Megawati Soekarnoputri, pasca aksi pembelotan yang dilakukan mantan Wakil Ketua Bappilu DPC PDI Perjuangan Karangasem itu. Kini, mereka semakin mantap dan tengah bersiap “keluar kandang” untuk “menyeruduk” dan solid untuk memenangkan pasangan calon dengan nama panggung paket NaDi tersebut.
Ketua DPC PDI Perjuangan Karangasem, I Gede Dana, Senin (9/9/2024), menegaskan, hengkangnya Winata sebagai kader PDI Perjuangan merupakan hak politik yang bersangkutan dan tidak berpengaruh pada kesolidan kader partai untuk memenangkan pasangan calon yang diusung PDI Perjuangan, Partai Gerindra, bersama 4 parpol lainnya.
Menurut Gede Dana, dalam politik pengunduran diri seseorang sebagai kader partai merupakan sesuatu yang biasa. Karena setiap orang punya hak politik masing-masing.
“Saya ucapkan terima kasih atas kontribusi yang telah diberikan selama ini untuk PDI Perjuangan Karangasem, semoga pak Nyoman Winata akan menjadi lebih nyaman setelah keluar dari PDI Perjuangan,” tegas Gede Dana.
“Kami, khususnya semua kader dan pengurus DPC PDIP Karangasem sudah sangat mantap dan solid untuk menatap Pilkada tahun ini,”imbuhnya.
Hal senada juga disampaikan I Wayan Sudira. Sekretaris DPC PDI Perjuangan ini mengatakan, mundurnya Winata di tengah tahapan Pilkada Karangasem, dinilai tidak akan begitu signifikan mempengaruhi perolehan suara pada kontestasi politik Pilkada, November nanti.
Sudira memberikan penilaian seperti itu karena Pileg lalu suara Winata hampir setengahnya merosot, sehingga ia tidak lolos menjadi anggota DPRD Karangasem untuk periode keempat kalinya.
“Dia mundur karena sudah menjadi hak politik yang bersangkutan. Soal dia mendukung paket GP, itu bukan urusan kami lagi, karena dia sudah keluar dari PDI Perjuangan.
Sementara itu, Winata mundur sebagai kader PDI Perjuangan dengan alasan kesehatan. Tapi, disinyalir karena kekecewaan buntut kegagalannya mempertahankan kursi di DPRD Karangasem pada Pileg lalu.
“Saya mundur sebagai kader bukan semata-mata karena kesehatan kurang bagus, tapi adanya kesalahan sistem di internal DPC PDI Perjuangan Karangasem membuat saya tidak nyaman lagi berada di sana,” ucap Winata beberapa waktu lalu.
Sekadar diketahui, Winata merupakan kader senior di DPC PDI Perjuangan Karangasem. Karir politiknya dimulai dari menjabat Ketua Anak Ranting, Ketua PAC Kecamatan Karangasem, dan sekarang ditugaskan sebagai Wakil Ketua Bappilu di DPC PDI Perjuangan, serta tiga periode menjadi anggota DPRD Karangasem. Pileg tahun 2024, dia gagal mempertahankan kursi Dewannya, karena merasa dizalimi.
“Saya mohon maaf yang setinggi-tingginya kepada seluruh jajaran di partai, jika selama menjadi anggota pernah berbuat keliru dan salah dalam menjalankan tugas kepartaian. Saya mendukung Gus Par, karena Guru Pandu sebagai calon wakil adalah saudara. Sangat tidak etis kalau saya tidak bergabung dengan beliau,” tutupnya. (wat)