GIANYAR – Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Gianyar pernah menggaungkan terkait wacana penataan Kecamatan Ubud, Kecamatan Tegallalang dan Kecamatan Payangan sebagai program Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) yang disebut program Ulapan.
Bahkan, wacana tahun 2022 tersebut center akan menyulap wajah Ubud untuk lebih tertata.
Catatan WARTA BALI, proyek besar tersebut akan dianggarkan oleh pemerintah pusat dengan nilai anggaran mencapai Rp34 triliun lebih. Salah satunya akan dibangun adalah lahan parkir yang terdapat pada sejumlah titik. Pada tahun 2022 lalu disebutkan bahwa tahap awal mega proyek tersebut akan berlangsung pada tahun 2023. Namun hingga tahun 2024 ini, bentuk dari penataan tersebut tidak terkonfirmasi.
Diketahui, pada tahun 2022, Bappeda telah mengajukan proposal ke Bappenas terkait proyek ini agar pembangunan bisa berlangsung pada 2023.
Bentuk proyek tersebut nantinya Ubud akan ditata ulang. Sebab selama ini dalam kajian pemerintah pusat, pariwisata Ubud mengalami titik jenuh, baik dalam hal lalu lintas maupun pembangunan. Karena itu, fasilitas pedestrian dan jalan akan mengalami perubahan besar-besaran.
Dari segi pembangunan fasilitas pariwisata, di Ubud tidak diperbolehkan lagi ada bangunan baru. Di mana setiap fasilitas baru, seperti hotel dan akomodasi pariwisata lainnya, akan diarahkan ke Tegalalang dan Payangan.
Dalam mengakses tiga kecamatan ini, para wisatawan akan disediakan fasilitas bus listrik. Semua anggaran bersumber dari APBN. Baik dana kajian maupun proyeknya.
Namun, informasi yang beredar, Bappenas belum menyetujui proyek tersebut. Sebab, sejumlah elit belum sepakat mengenai pembebasan lahan, dan sejumlah persyaratan yang harus disetujui, salah satunya moratorium pembangunan hotel atau inventasi di Ubud yang harus di pindahkan ke Tegalalang dan Payangan.
Sekda Gianyar, I Dewa Alit Mudiarta saat dikonfirmasi terkait nasib mega proyek Ulapan, Rabu (15/5/2024) meminta waktu untuk menjelaskan hal ini.
“Maaf tyang masih rapat. Besok Tyang jelaskan bersama Bappeda,” ujar Dewa Alit singkat. (jay)
