BULELENG – Aksi unjuk rasa damai LSM Gema Nusantara ke kantor Pengadilan Negeri (PN) Singaraja batal dilakukan. Batalnya aksi unjuk rasa karena kondisi kesehatan Antonius Sanjaya Kiabeni, tak pelak membuat rencana pengajuan dana konsinyasi senilai Rp100 juta oleh termohon melalui kuasa hukumnya Wayan Sudarma batal dilakukan dan memperlancar pelaksanaan eksekusi objek perkara berupa 1 unit rumah di Kelurahan Banyuning Kecamatan Buleleng.
“Tidak ada kaitan dengan unjuk rasa, pelaksanaan eksekusi dilakukan berdasarkan penetapan Ketua PN Singaraja No. 2/Pdt.Eks/2023/ PN.Sgr atas perkara perdata yang telah memiliki kekuatan hukum tetap atau inkrah,” tandas I Gusti Made Juliartawan selaku juru bicara (jubir) PN Singaraja Kelas IB, usai eksekusi, Selasa (22/8/2023).
Sesuai agenda, kata Juliartawan, pelaksanaan eksekusi yang mendapat pengamanan ekstra ketat dari aparat Polres Buleleng diawali pertemuan di Kantor Lurah Banyuning, dihadiri Ngurah Dewantara Udyana selaku kuasa hukum pemohon, Wayan Sudarma selaku kuasa hukum pihak termohon dan disaksikan Lurah Banyuning selaku aparat pemerintahan yang mewilayahi.
“Karena pertemuan tidak mencapai kesepakatan, dimana pihak pemohon tidak mengabulkan permintaan termohon antara lain menunda eksekusi selama tiga hari untuk memindahkan barang, maka Anak Agung Nyoman Diksa selaku panitera PN Singaraja Kelas IB melanjutkan pelaksanaan eksekusi dengan membacakan berita acara eksekusi,” jelasnya.
Setelah dibacakan, berita acara eksekusi juga telah ditandatangani para pihak dihadapan saksi dan aparat keamanan.
Menyikapi pelaksanaan eksekusi, Ngurah Dewantara Udyana dari kantor pengacara Amanda Law Office, selaku kuasa hukum pemohon menyatakan mengapresiasi pelaksanaan sebagai penegakan hukum oleh PN Singaraja dan Polres Buleleng.
“Kami atas nama pemohon mengucapkan terimakasih kepada kuasa hukum termohon, Lurah Banyuning, aparat TNI/Polri dan PN Singaraja karena eksekusi terlaksana dengan lancar, serta mengapresiasi pelaksanaan eksekusi hari ini sebagai upaya penegakan supremasi hukum yang patut kita hormati bersama,” tandasnya.
Sementara Wayan Sudarma selaku kuasa hukum termohon menghormati eksekusi sebagai upaya penegakan hukum, namun tetap melakukan perlawanan. “Selaku kuasa hukum dari termohon, kami tetap melakukan perlawanan melalui gugatan yang sedang berproses di PN Singaraja dan laporan ke Polda Bali terkait dugaan klien kami sebagai korban mafia tanah,” pungkasnya. (kar,dha)