
KLUNGKUNG – Pantai Monggalan Desa Kusamba, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung, terus mengalami kerusakan parah akibat abrasi yang semakin meluas. Dalam dua bulan terakhir, ombak pasang terus menerjang daratan, menghancurkan rumah warga dan villa yang terletak dekat bibir pantai.Pada Rabu (5/2/2025) sekitar pukul 14.00 Wita rumah warga kembali diterjang banjir rob.
Setidaknya ada empat rumah dan satu vila yang kini berada dalam ancaman ombak. Bahkan sebagian bangunan ada yang sudah hilang ditelan ombak. Meskipun pemerintah melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida telah melakukan upaya pencegahan dengan memasang geobag, tanggul sementara yang terbuat dari bantalan kain geotekstil berisi pasir, namun dampak ombak yang sangat besar membuat geobag berserakan dan beberapa di antaranya bahkan hanyut.
Geobag Tak Kuat Hadapi Gempuran Ombak
Pantauan di lokasi pada Rabu (5/2/2025) menunjukkan, geobag yang dipasang tiga minggu lalu kini bergelimpangan di pinggir pantai, dengan posisi yang berantakan. Menurut warga setempat, sejak Selasa (4/2/2025) proyek pemasangan geobag dihentikan sementara karena tingginya ombak yang mencapai lebih dari dua meter.
Di pinggir pantai, material sisa bangunan rumah milik Kadek Tika tampak berserakan, termasuk pelinggih yang masih teronggok di dekat bibir pantai. Pohon-pohon besar yang sebelumnya berfungsi sebagai penahan ombak kini tumbang dan menutupi area tersebut.
Warga Mengungsi, Ada yang Dibiayai Wakil Bupati
Dari empat rumah yang terdampak, tiga pemilik rumah telah mengungsi. Kadek Tika, Made Sanggra, Wayan Ngetis, dan Made Widana memilih untuk tinggal di tempat yang lebih aman. Beberapa di antaranya memilih kos, dengan biaya selama tiga bulan kabarnya dibiayai oleh Wakil Bupati Klungkung terpilih, Tjokorda Gde Surya Putra.
Namun, Made Widana, yang rumahnya berada di bagian paling belakang dari deretan rumah warga, memilih bertahan. Widana mengungkapkan, meskipun sempat mengungsi, ia terpaksa kembali ke rumahnya karena tidak mampu membayar biaya sewa kos.
Ia pun mengaku sangat khawatir, terutama pada malam hari, karena ombak pasang sering terjadi antara pukul 19.00 Wita hingga pukul 01.00 Wita. Bahkan, menjelang Purnama atau Tilem, ketinggian ombak bisa mencapai 4-5 meter.
Villa Milik Mr. Land Terancam Hilang Ditelan Ombak
Kondisi serupa juga dialami oleh Mr. Land, warga negara Austria yang menempati vila di Pantai Monggalan, tepat di sebelah rumah Kadek Tika. Land mengatakan bahwa kondisi pantai sudah sangat parah, dengan abrasi yang sangat cepat. Beberapa bagian dari bangunannya telah hilang disapu ombak, dan ia sedang berusaha mengamankan barang-barang berharga, yang sementara waktu dititipkan di rumah warga setempat.
Saat ini, ia bersama keluarganya terpaksa mengungsi ke rumah teman di wilayah Padang Bai, Karangasem. Land mengaku bingung dan khawatir tentang masa depan rumahnya.
“Saya butuh bantuan untuk menyelamatkan rumah saya,” ujarnya.
Fasilitas Publik Juga Terimbas Abrasi
Selain merusak pemukiman, abrasi juga berdampak pada fasilitas publik. Akses jalan menuju lokasi tempat penggaraman hancur akibat tergerus ombak. Kerusakan ekosistem pesisir dan hilangnya garis pantai menjadi masalah lingkungan yang semakin kompleks, yang juga membawa dampak sosial bagi warga setempat.
Upaya Pemerintah untuk Menanggulangi Abrasi
Kepala Dinas PUPRPKP Kabupaten Klungkung, Made Jati Laksana, menyatakan bahwa penanganan abrasi di Pantai Monggalan memerlukan anggaran yang cukup besar. Diperkirakan, anggaran yang dibutuhkan mencapai lebih dari Rp 4,5 miliar, yang akan digunakan untuk rehabilitasi saluran di ujung muara sungai dan pembangunan tanggul pengaman pantai sepanjang 200 meter di sisi timur pantai. Usulan anggaran tersebut telah diajukan ke Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida.
Pemerintah Kabupaten Klungkung terus berupaya mencari solusi agar bencana abrasi ini tidak semakin meluas dan merugikan warga yang tinggal di sekitar pantai. Namun, tantangan besar masih dihadapi untuk menyelamatkan kawasan pesisir yang kini terancam. (yan)