BADUNG – Berbagai jenis sampah menjejali gorong-gorong jembatan sungai kering penghubung antara Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri 1 Badung dengan Asrama Siswa, Selasa (20/2/2024). Sampah yang berjubel dan menyumbat alur sungai itu muncul pasca guyuran hujan pada Senin (19/2/2024) malam.
Humas SLB Negeri 1 Badung, Edi Prayitno menuturkan, hal semacam itu sesungguhnya merupakan fenomena yang sudah tidak jarang terjadi. Utamanya ketika hujan deras mengguyur wilayah-wilayah yang dilalui oleh alur sungai bersangkutan. Dimana sampah yang awalnya ada di alur sungai, kemudian tersapu oleh air hujan dan berjejal pada gorong-gorong.
Namun demikian dia memastikan, kejadian tersebut tidak sampai mengganggu proses belajar mengajar di SLB Negeri 1 Badung. Karena lokasinya itu, terbilang berada di luar area pembelajaran.
“Tidak mengganggu pembelajaran anak-anak, karena berada di luar tempat pembelajaran. Hanya saja jembatan di atas sungai kering itu menjadi penghubung bagi anak-anak siswa kami yang tinggal di asrama ketika hendak ke sekolah,” ungkapnya sembari mengabarkan bahwa persoalan tersebut sudah mendapatkan penanganan dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Badung, sekitar pukul 11.30 Wita.
Terpisah, Camat Kuta Selatan, Ketut Gede Arta mengatakan, persoalan semacam itu memang sangat berpotensi terjadi di wilayah Kuta Selatan. Karena di wilayah Kuta Selatan ada banyak sungai kering, yang hanya teraliri air ketika hujan turun. Dimana sampah-sampah seperti ranting pohon yang jatuh ke alur sungai pada saat kering, kemudian tersapu oleh air hujan menuju dataran yang lebih rendah.
Namun demikian dia tetap mengimbau agar masyarakat dapat senantiasa menjalankan perilaku hidup bersih. Termasuk di antaranya dengan tidak membuang sampah sembarangan, yang kemudian dapat meningkatkan potensi tersumbatnya alur-alur pembuangan air hujan. (adi,dha)