BULELENG – Tahapan pesta demokrasi yang terus bergulir dan kini tinggal 51 hari menuju Hari Pemungutan Suara tanggal 14 Februari 2024, tak hanya disikapi KPU Buleleng dengan penyiapan logistik Pemilu tahun 2024.
Bersama Forkompinda Buleleng, Bawaslu dan pemerintah Desa Sidatapa Kecamatan Banjar, juga telah membuat role model pelaksanaan pemungutan dan pengitungan suara serta rekapitukasi hasil penghitungan suara berbasis aplikasi sirekap.
“Melalui simulasi ini, KPPS, PPS dan PPK melakukan secara riil pemungutan dan penghitungan suara sesuai dengan PKPU khususnya terkait tata cara pemungutan dan penghitungan suara Pemilu tahun 2024, sehingga hasilnya bisa dijadikan acuan pada pemungutan dan penghitungan suara pada tanggal 14 Februari 2024 nanti,” ungkap Ketua KPU Kabupaten Buleleng Komang Dudhi Udiyana disela-sela kegiatan simulasi di TPS VI Desa Sidatapa Kecamatan Banjar, Minggu (24/12/2023).
Simulasi yang dilaksanakan KPPS dan diikuti 290 orang pemilih sesuai dengan Daftar Pemilih Tetap (DPT) di TPS VI Desa Sidatapa juga diharapkan dapat memberikan gambaran riil, metode pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara yang dilaksanakan termasuk pelayanan kepada kaum divabel, lanjut usia (lansia) dan ibu hamil.
“Dari hasil simulasi ini akan diketahui kendala riil dilapangan serta solusi yang harus dilakukan untuk penyempurnaan secara teknis, kecepatan dan ketepatan terutama pemungutan suara dengan 5 jenis surat suara, latarbelakang pendidikan masyarakat pemilih dan topografi wilayah termasuk koneksitas internet untuk rekapitulasi hasil pemungutan suara berbasis sirekap,” terangnya.
Hasil simulasi dengan rentang waktu hingga pukul 13.00 Wita termasuk 1 jam bagi pemilih pengguna KTP ini diharapkan dapat menjadi acuan atau role model pemungutan dan penghitungan suara Pemilu 2024 pada tanggal 14 Februari 2024 oleh KPPS.
Senada dengan Ketua KPU Kabupaten Buleleng, AKBP Ida Bagus Widwan Sutadi selaku Kapolres Buleleng tidak hanya mengapresiasi simulasi yang digelar KPU sebagai gambaran riil penyelenggaraan pemungutan dan penghitungan suara di TPS, tapi juga gambaran bagi kepolisian untuk memetakan pola pengamanan.
“Kita selaku dari pihak keamanan mendapatkan gambaran, seperti apa partisipasi masyarakat, keadaanya, dimana tempat TPS, tempat ngeantre, potensi-potensi juga kita petakan, apakah potensi kerawanan, komplin-komplin seperti apa cara bertindaknya. Anggota juga kita ajak untuk mengetahui, mendapat gambaran terkait kegiatan pemungutan dan penghitungan suara Pemilu 2024,” jelasnya.
Dengan pendekatan persuasif dan edukatif, ia juga mengajak dan mengimbau masyarakat untuk bersama-sama berperan aktif, berpartisipasi menyukseskan pesta demokrasi dan menjaga kondusifitas menuju Pemilu tahun 2024 aman, lancar dan damai. (kar/jon)