DENPASAR – PDI Perjuangan (PDIP) kabupaten Badung tetap menargetkan perolehan 4 kursi di DPRD Bali pada perhelatan Pemilu legislatif 2024 mendatang.
Dari Dapil Badung kader banteng Badung selatan PDIP hanya ada satu caleg yakni Ketut Tama Tenaya. Sementara I Made Duama (Badung selatan) yang saat ini masih duduk sebagai anggota DPRD Bali tidak masuk dalam daftar caleg Pemilu 2024 yang sudah didaftarkan beberapa waktu lalu ke KPU Bali.
“PDIP Badung masih tetap menargetkan 4 kursi pada Pemilu 2024 dan bahkan kalau bisa sampai 5 kursi atau bertahan pada 4 kursi,”ujar Ketut Tama Tenaya saat dihubungi via telepon, Rabu (24/5/2023).
Politisi PDIP Badung selatan yang juga Ketua Bapemperda DPRD Bali, Tama Tenaya mengatakan, mencapai target yang sudah ditetapkan induknya partainya, semua kader harus bekerja keras, serius menggarap massa disemua lini.
Sebab, partai telah memberikan kehormatan sehingga kesempatan yang diberikan oleh partai jangan pernah disia-siakan, jangan main-main dan harus bekerja serius dan tegak lurus.
Tak kalah pentingnya, Tama Tenaya yang sudah lima periode sebagai anggota legislatif, yakni di DPRD Kabupaten Badung selama dua periode dan di DPRD Bali sudah berjalan tiga periode. Kalau pada lolos pada Pemilu 2024 nanti, artinya menjabat sebagai anggota dewan 30 tahun.
Sementara dalam pemetaan yang dilakukan tetap memperhatikan pemilih milenial dan massa mengambang. Menurutnya pemilih milenial menjadi perhatian prioritas, tetap menggarap massa mengambang dan konstituen masing-masing.
Semua kader harus tetap bergandengan tangan dan satu hal paling penting, sesama kader banteng jangan saling sikut dan jangan saling sruduk.
“Kalau terjadi saling sikut, bekerja tidak kompak maka tujuan tercapainya target 4 kursi bertahan akan menjadi berat,”katanya.
Tama Tenaya menambahkan, berbicara cost (biaya,red) dikeluarkan oleh masing-masing kader sangat tergantung pada masing-masing calon. Olehkarenanya, jangan sampai salah mengambil cara melakukan pendekatan pada konsitituen.
Menurutnya kalau sampai salah, pasti cost politik tinggi, apalagi mainnya jor-joran dan hal itu sama artinya mengarahkan atau mengajarkan konstituen yang pragmatis. Penerapan pola seperti itu, kedepannya pasti akan sangat berat.
“Syukurnya saya sudah lama berbuat, banyak dana hibah yang difasilitasi ke masyarakat sehingga cost politik lebih ringan. Artinya saya sudah pernah berbuat kemasyarakat dan tentu harapan kita masih tetap diingat perjuangannya dan dipilih kembali,”pungkasnya. (arn/jon)