BADUNG – Debat publik kedua Pilkada Karangasem, mulai menemukan klimaksnya. Debat berlangsung di Ballroom The Trans Resort Bali, Seminyak, Kuta Utara, Kabupaten Badung, Minggu (3/11) malam dan ketiga pasangan calon sama-sama mengeluarkan jurus jitu untuk memajukan Karangasem.
Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Karangasem, nomor urut 3, I Gusti Putu Parwata dan Pandu Prapanca Lagosa, tampil lebih tenang dan dengan lugas menjawab semua pertanyaan panelis dalam debat bertajuk “Memberikan Pelayanan dan Penyelesaian Persoalan Karangasem” dengan empat sub tema debat, yakni Pelayanan Sengketa Kasus Adat, Perubahan Iklim dan Mitigasi Bencana, Digitalisasi Pelayanan Publik Perubahan Iklim dan Mitigasi Bencana, dan Layanan Kesehatan Masyarakat serta Penyandang Disabilitas.
Debat publik kedua Pilkada Karangasem, dipandu dua moderator, yakni Putu Dessy Fridayanti dan Putu Panca Wardani Lodra. Dari 4 subtema tersebut, paslon nomor urut 3, I Gusti Putu Parwata dan Pandu Prapanca Lagosa, menawarkan berbagai solusi untuk kemajuan Karangasem.
Dalam mengatasi persoalan sampah yang sampai saat ini belum bisa diselesaikan di Karangasem, Gus Parwata dan Pandu Prapanca Lagosa, menawarkan program membangun TPST berbasis kecamatan dan penyediaan alat penghancur sampah berbasis ekonomi.
“Sampah harus dipilah sesuai dengan jenisnya. Sampah plastik tidak boleh diabaikan dan harus harus betul-betul tangani bersama. Jika mendapatkan amanah masyarakat kami akan tuntaskan masalah sampah ini tentu dengan melibatkan pihak ketiga dan masyarakat,” ucap I Gusti Putu Parwata.
Terkait penyelesaian sengketa kasus adat di Karangasem, pasangan calon nomor urut 3, I Gusti Putu Parwata dan Pandu Prapanca Lagosa, menilai bahwa pemerintah wajib hadir dalam mengatasi persoalan tersebut.
Gus Par dan Guru Pandu menyentil, kasus yang terjadi di Desa Adat Bugbug, hingga memunculkan kasus pembakaran villa, menjadi bukti bahwa pemerintah lalai dan terkesan lari dari masalah tersebut.
“Kasus di desa adat Bugbug terus berlarut-larut sampai sekarang karena pemerintah lalai. Mediasi tinggal wacana, tapi pelaksanaan di lapangan tidak tepat,” sentil. Dalam debat itu, Gus Par dan Pandu Prapanca Lagosa tampil kompak. Paslon yang diusung partai Nasdem, Golkar dan Partai Buruh, saling mengisi dalam menjawab pertanyaan panelis.
Terkait strategi kebijakan dalam mengoptimalkan pelayanan publik, Gus Par dan Pandu Prapanca Lagosa akan membuat pelayanan cepat, efisien dan transparan termasuk dalam meningkatkan pelayanan akuntabilitas pemerintah. Artinya semua pelayanan publik akan berbasis digital, baik pelayanan di rumah sakit, hotel dan restoran termasuk juga sektor galian C.
“Kami sangat meyakini pelayanan publik berbasis digital jauh lebih murah dan efektif dalam menekan kebocoran, terutama kebocoran di pajak di sektor galian C dan pajak hotel dan restoran,” tandas I Gusti Putu Parwata yang diamani, Pandu Prapanca Lagosa. (wat)