Internasional Housekeeper Conference mengangkat tema “People Character Development in Tourism & Hospitality Industry“ digelar serangkaian kegiatan Musda IHKA Bali 2024.
DENPASAR – BPD Indonesian Housekeeper Association (IHKA) Bali sukses menggelar Internasional Housekeepers Conference. Pertemuan yang melibatkan 500 peserta dihadiri dari BPD IHKA Indonesia selain itu juga diikuti Asean Asosiasi Housekeeper dari berbagai negara diantaranya Malaysia, Thailand, Vietnam dan India, berlangsung di Hotel Prime Plaza Hotel Sanur, Jumat (28/6/2924).
Acara tersebut dibuka oleh Menteri Pariwisata Ekonomi Kreatif yang diwakili Direktorat Sumber Daya Manusia Kemenparekraf Rinto Taufik Simbolon, hadir pula Ketua PHRI Provinsi Bali Tjok. Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) serta perwakilan Disparda Provinsi Bali.
Ketua BPD IHKA Bali Gede Cahaya Adi Putra mengungkapkan Internasional Housekeeper Conference ini mengangkat tema “People Character Development in Tourism & Hospitality Industry“ digelar serangkaian kegiatan Musda IHKA Bali 2024. Dengan total peserta mencapai 500 orang, yang terdiri dari anggota IHKA baik dari Bali maupun luar Bali bahkan mengundang Asean Housekeeper.
“Selain IHKA Bali peserta hadir dari BPD IHKA Jakarta, Jatim, Jateng dan NTB Lombok, kita juga mengundang Asean Housekeeper yang kali ini dihadiri 4 negara yaitu Malaysia, Thailand, Vietnam dan India,hadir para vendor juga total keseluruhan mencapai 500 orang lebih,” ucap Cahaya Adi Putra yang baru saja terpilih secara aklamasi sebagai Ketua BPD IHKA Bali periode 2024-2027.
Pria yang akrab disapa Cadi itu menjelaskan, kegiatan ini merupakan agenda pertemuan tahunan IHKA Bali untuk housekeeper di Indonesia. “Pada kesempatan ini kami mengundang peserta ASEAN Housekeeper dan empat negara hadir dan dua negara absen,” ungkapnya.
Topik yang dibahas masalah sumber daya manusia, membahas peluang dan tantangan ke depan. “Terkait Kesempatan kerja Housekeeping di Bali, justru peminatnya luar biasa, di luar negeri pariwisata kian berkembang, persaingan saat ini sangat kompetitif, saya yakin dengan kearifan lokal kita miliki harus dijadikan modal. Konsep Tri Hita Karana menjadi pegangan IHKA Bali selain secara rutin kita bekerja, namun tetap bagaimana kita menjaga hubungan dengan Tuhan, dengan lingkungan dan hubungan antara manusia berjalan selaras,” tandasnya.
Direktorat SDM Kemenparekraf Rinto Taufik Simbolon, mengapresiasi kegiatan ini dimana bicara pariwisata mudah dilakukan dengan senyum, salam, tegur sapa. “Tapi ingat, kita dalam hal melayani tamu, harus kompeten lewat sertifikasi, dan itu bisa dilakukan dengan verifikasi karena kalau kerja di pariwisata itu, pertama harus selektif, lalu skill selanjutnya baru ilmu pengetahuan,” ucapnya.
Kalau sudah disertifikasi berarti kompeten, dan siap menjadi orang pariwisata yang harus mau melayani. Jangan kita dilayani, ikhlas dan selalu sabar.
“Saya pesankan hasil musyawarah nasional ini nantinya disampaikan ke housekeeper di Indonesia, karena kontingen yang ikut dari berbagai negara sehingga ini nantinya bisa mendunia. Kita jangan kalah dengan mesin. saya apresiasi kegiatan ini yang membawa industri pariwisata, khususnya SDM housekeeper lebih berkualitas,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua PHRI Bali Cok Ace mengingatkan tantangan pariwisata Bali kedepan semakin berat . Namun, dengan kematangan sumber daya manusia di sektor pariwisata, terutama anggota IHKA Bali, ia yakin industri pariwisata Bali semakin kuat.
Cok Ace yang juga mantan Wakil Gubernur Bali itu merasa tantangan terkini yang patut diperhatikan adalah sektor keamanan dan kenyamanan Bali yang terusik, kerap para turis membuat ulah dengan sejumlah kasus bahkan mencederai etika.
“Kami mengajak seluruh komponen termasuk anggota dan pengurus IHKA Bali yang telah menjalin hubungan dengan baik terlebih upaya meningkatkan sumber daya manusia di tengah perkembangan global, untuk menjadi bagian memajukan pariwisata Bali,” ujarnya.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan kualitas pariwisata kita saat ini kondisinya tidak baik-baik saja. “Pariwisata Bali tidak baik-baik saja, beberapa alasan yang harus dipikirkan kembali, kemana arah pariwisata Bali. Media sosial diramaikan dengan peristiwa mengkhawatirkan , kita dikejutkan dengan berita yang tidak menggembirakan. Salah satu hotel di Bali dijadikan industri obat terlarang. Ada penekun yoga, dengan gerakan yang tidak sesuai dengan etika kita. Sangat memalukan. Beberapa hari lalu ratusan WNA ditangkap terkait kasus siber, ini yang harus kita selesaikan dan komitmen bersama terutama peran aparat keamanan agar membenahi sistemnya lagi, ” ucapnya.
Selaku Humas IHKA Bali Nyoman Roma Pujawan mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah mensukseskan acara Musda IHKA Bali serta konferensi menghadirkan asosiasi Housekeeper dari Asean. “Saya menyampaikan terimakasih kepada seluruh teman teman vendor yang mendukung kegiatan ini, sehingga bisa kegiatan Musda IHKA Bali berjalan dengan lancar,” pungkasnya. (sur)