Peringatan HUT ke-6 BPJ di Bali Cigar House, Desa Buduk, Kecamatan Mengwi, Badung, berlangsung sederhana dan dihadiri jajaran pengurus.
DENPASAR – Hadirnya Yayasan Bakti Pertiwi Jati (BPJ) sebagai lembaga yang peduli dan berkomitmen dalam menjaga ritus dan situs yang ada di Bali. Maka upaya menggali, mendata serta memberi pendampingan dengan terjun langsung ke masyarakat diperlukan dukungan sumber daya manusia yang memadai. Kini kiprah BPJ yang tengah memasuki usia ke- 6 tahun, terus berupaya mendukung kemajuan kebudayaan dengan meningkatkan kemapanan dalam program kerja terutama fokus pada penguatan SDM.
Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Yayasan BPJ, Jro Mangku Made Sara Yoga Semadi atau yang akrab disapa Mangku Made, di sela-sela acara peringatan HUT ke-6 BPJ pada Minggu (18/8/2024) lalu. Bertempat di Bali Cigar House, Desa Buduk, Kecamatan Mengwi, Badung, Perayaan berlangsung sederhana dan dihadiri jajaran pengurus .
Mangku Made menekankan, dengan bertambahnya usia yayasan, pengurus menguatkan komitmen mendukung kemajuan bangsa lewat budaya, melalui pelestarian situs dan ritus, khususnya di Bali. “Visi misi Yayasan BPJ tetap konsentrasi terhadap pendataan situs dan ritus budaya, serta pendampingan untuk memberikan pemahaman pelestarian situs dan ritus ke masyarakat,” ujar Mangku Made.
Acara peringatan HUT ke-6 Yayasan BPJ ditandai potong tumpeng. Sebelumnya didahului dengan persembahyangan bersama di Pura Dalem Tungkub, Buduk. Turut pula dilakukan peluncuran medsos yayasan di antaranya channel YouTube @ybpjbali158, Facebook Bakti Pertiwi Jati, website www.baktipertiwijati.org.
Dalam peringatan HUT kali ini, Yayasan BPJ sekaligus memperkenalkan kepengurusan yang baru untuk masa bakti periode tahun 2024-2029. Dalam acara itu hadir di antaranya Ketua 1 I Gede Yogi Astrawan, Ketua 2 I Gede Eka Putra, dan Sekretaris I Nyoman Ngurah Wijaya. Hadir pula perwakilan dari komunitas yang bernaung di bawah yayasan di antaranya Paguyuban Batur Awidya, Paguyuban Maha Agung, dan Kawala Ranu.
Lebih lanjut Mangku Made mengatakan, saat ini yayasan dengan kepengurusan yang baru ingin lebih mengongkretkan keberadaan tiga lembaga yayasan, yaitu lembaga budaya, lembaga ekonomi kerakyatan, dan lembaga pendidikan dengan programnya masing-masing. Hal ini penting dilakukan untuk dapat mewujudkan visi misi BPJ secara berkelanjutan melalui program-program kerja yang disusun.
Dengan semangat kepengurusan yang baru, Yayasan BPJ juga berencana untuk kembali meningkatkan kerja sama dengan pemerintah dan swasta. Dalam kaitan ini, Yayasan BPJ juga telah tercatat dalam database organisasi kemasyarakatan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Bali. Hal ini melengkapi Surat Keputusan Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia yang telah dimiliki yayasan sosial kemasyarakatan dan agama ini.
Jro Mangku Made Sara Yoga Semadi menambahkan, sebelum terjun lebih banyak ke masyarakat dalam pelestarian situs dan ritus budaya yang ada, tentunya penguatan sumber daya manusia (SDM) internal yayasan tentu menjadi agenda utama yayasan. “Masih dalam suasana perayaan HUT ke-6 Yayasan BPJ, kami juga tengah mempersiapkan kegiatan Bulan Bakti 2024,” imbuhnya. (sur)