DENPASAR – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Bali memiliki tekad yang kuat untuk mewujudkan pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pemilukada) yang hijau bebas dari pemasangan balihoo yang terbuat dari plastic.
Hal itu dikarenakan, KPU Bali memiliki mimpi besar pada perhelatan Pemilukada 27 Nopember 2024 nanti, bisa mewujudkan Bali Green Election dan dua kabupaten; Badung dan Denpasar akan dijadikan pilot project Pemilukada tanpa pemasangan baliho.
Hal itu diungkapkan oleh Ketua KPUD Bali I Dewa Agung Gede Lidartawan pada Media Gathering Jurnalis Pemilu, di Denpasar, Kamis (18/7/2024).
Menurut Ketua KPU Bali banyaknya tumpukan sampah plastic bekas baliho pileg 2024 bisa dilihat dimasing-masing kantor Sat Pol PP. Seperti salah satunya di Sat Pol PP kabupaten Buleleng, sampah balihoo bisa mencapai satu ton lebih.
“Sampah baliho pileg luarbiasa banyakanya, bisa dicek sampahnya sampai 1 ton lebih, karena sampah tersebut tidak bisa dibawa kemana-mana,”katanya.
Khusus untuk kabupaten Badung dan Denpasar akan dijadikan pilot project pada Pemilukada 2024 bebas dari pemasangan baliho. Sebab, KPU sebagai penyelenggara sudah menyiapkan tempat disejumlah titik lokasi strategis, penyampaian pesan yang dituangkan dalam visi-misinya masing-masing bisa tampilkan lewat video tron.
Semua biayanya akan ditanggung penyelenggara dan itu sudah dianggarkan. Bahkan untuk menambah titik pemasangan video tron, KPU Bali sedang berupaya meloby pemerintah kabupaten kota agar dimasing-masing kecamatan pada tempat strategis ada tambahan pemasangan video tron dan bisa dimanfaatkan pada masa kampanye Pemilukada.
Berbeda halnya dengan kabupaten lain seperti Bangli, apalagi daerah terpencil dan sarana video tron tidak tersedia sehingga masih ada toleransi pemasangan baliho pasangan calon, akan tetapi bisa diatur lebih rapi pemasangannya. Satu desa cukup satu baliho bersandingan.
Jangan disetiap gang, A, B dan C dipasangin baliho. Apakah diatas kita harus ada baliho juga?. Masyarakat dan temen- temen apalagi anak muda sudah tidak suka dengan baliho.
“Ngapain lagi pasang baliho. Semua calon sudah terkenal dan tidak mungkin orang yang tidak dikenal, kemudian datang, ujug –ujug menjadi calon dan terpilih. Itu tidak mungkin, yang ada dan pasti yang sudah terkenal akan dipilih,”ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut Ketua KPUD Bali Lidartawan menambahkan, untuk meyakinkan kepada semua kandidat calon gubernur dan calon wakil gubernur Bali yang akan bertarung nanti, akan diajak nonton bersama bagaimana kondisi lingkungan dan alam Bali yang sudah penuh dengan sampah.
“Kita akan ajak nonton bersama pemutaran video seperti apa kondisi lingkungan Bali,”katanya.
Untuk saat ini, semakin maraknya pemasangan baliho para tokoh masyarakat Bali yang ingin bertarung pada perhelatan Pemilukada 27 Nopember 2024, menurut Lidartawan bukan menjadi kewenangannya melainkan kewenangan pemerintah daerah untuk melakukan penertiban. Namun, kalau sudah saatnya, baru KPU akan bergerak.
“Saya mengajak seluruh anak muda di Bali menjadi pemilih yang cerdas dan mengajak bersama seluruh masyarakat Bali untuk mendukung green election untuk Bali,”pungkasnya. (arn/jon)