KARANGASEM – Sayufi (70), seorang pekerja proyek senderan Pura Penataran Lempuyang di Desa Adat Purwayu, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, terpaksa dilarikan ke RSUP Prof Ngoerah.
Pemicunya buruh bangunan asal Jawa Tengah itu, tertimpa longsoran senderan yang sedang dikerjakan hingga menyebabkan patah tulang belakang.
Camat Abang I Putu Agus Teja, dikonfirmasi, Kamis (22/2/2024) membenarkan kejadian itu. Dia mengatakan, proyek senderan Pura Penataran Lempuyang dengan lebar 12 meter dan tinggi 10 meter baru dua hari selesai di cor dan ambrol Rabu (21/2/2024). material longsorannya sampai menimbun Sayufi.
“Mungkin saja senderan itu jebol karena tidak kuat menahan tanah urug dan alat berat yang sedang bekerja di atasnya. Informasinya senderan tersebut baru dua hari selesai di cor,” ungkap Agus Teja.
Senderan yang ambrol, kata Agus Teja membuat Sayufi yang saat itu sedang bekerja ikut terluka. Sempat dirawat di RSUD Karangasem, tapi luka serius pada tulang belakangnya membuat korban dirujuk ke ke RSUP Prof Ngoerah untuk mendapatkan penanganan yang lebih intensif.
“Material senderan yang jebol berupa beton dan tanah sempat menimbun akse jalan. Namun para pekerja sudah melakukan pembersihan dengan menggunakan alat berat. Sekarang akses jalan sudah bisa dilalui kendaraan,” terangnya.
Sementara itu, Bendesa Adat Purwayu, I Nyoman Jati, menjelaskan, proyek senderan Pura Lempuyang merupakan bantuan dari Pemerintah Provinsi Bali dengan anggaran sekitar Rp 5.7 miliar. Proyek senderan ini diusulkan karena sisi utara Pura Penataran Lempuyang tanahnya sudah mulai terkikis.
“Proyek senderan ini sudah dua kali jebol. Jebol yang pertama disebabkan karena hujan deras sedangkan yang kedua (sekarang) dikarenakan beban berat mengingat saat kejadian tidak ada hujan turun,” ungkap Nyoman Jati, seraya berharap para pekerja lebih berhati-hati ketika membangun senderan agar tidak jebol lagi. (wat,dha)