BADUNG – Desa Adat Darmasaba, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung , tuntas melaksanakan Ngodak sekaligus melaspas Barong Landung Ida Betara Petapakan Ratu Ngurah Agung, yang dilaksanakan melalui proses sakral di Pura Desa setempat.
Rangkaian upacara pemelaspasan berlangsung sejak 29 Maret hingga 5 April 2024 di Pura Desa Adat Darmasaba. Prosesi diawali Ngeratep, Pasupati, Ngerehang hingga Penyineban dipuput Ida Pedanda Gede Kekeran Pemaron dari Griya Agung Mandara Munggu.
Jro Bendesa Adat Darmasaba Made Suardana menuturkan rangkaian upacara pemelaspasan Ida Betara Petapakan Ratu Ngurah Agung diawali dengan prosesi ngodak yang memakan waktu hampir 3 bulan.
“Kami nanggiang pelawatan Ida Betara ini melalui proses cukup lama, dengan dukungan seluruh krama Banjar dari 4 Banjar yang ada di Desa Adat Darmasaba masing- masing Banjar Menesa, Banjar Darmasaba, Banjar Peninjoan dan Banjar Cabe dengan total krama ngarep 222 KK krama pengele 464 KK,” kata Suardana.
Cerita keberadaan barong landung yang disungsung krama Adat Darmasaba diperkirakan sudah ada sejak ratusan tahun lalu. “ Awalnya barong ini berada di Pura Desa cukup lama , dari tetua kami sudah menerima dan mengetahui barong ini sudah ada cukup lama dan berada di Pura Desa tepatnya diletakan di bagian Piasan atau bale,” ungkapnya.
Lebih lanjut dijelaskan, kondisi barong saat itu masih tetap berwujud seperti keranjang, tapelnya ada empat buah, namun karena cukup lama berada di piasan sempat vakum selama 4 kali nangiang pemangku tidak pernah disolahkan, akhirnya dua tapel masih utuh, dan dua tapel sudah lapuk, keranjangnya masih utuh dan tetap digunakan sedangkan dua tapel dibuat ulang.
Menurut Jro Bendesa, diawal ada pemberitahuan dari pihak pemangku Desa, dimana beliau dan keluarganya mengalami keberebahan yaitu tertimpa sakit dan setelah ditanyakan ke pihak orang pintar ( mapinunas) kelihatan keberadaan barong ini tidak pernah diperhatikan.
“Setelah melakukan rembug bersama krama, sangat alot hampir 1 tahun meyakinkan dan ada perdebatan seru, akhirnya kita sepakat untuk nangiang Ida Sesuhunan untuk diupakarai, menariknya keluarga Jro Mangku saat itu pun dinyatakan sembuh , ini terlepas dari percaya atau tidak, buktinya ada,” jelasnya.
Jro Suardana menuturkan, suasana magis benar-benar dirasakan saat Ngerehan di Pura Dalem. “Upacara Ngerehan bagian dari proses terpenting untuk membuktikan kemuliaan Ida sesuhunan. Kondisi gelap gulita tanpa cahaya, tidak boleh direkam, jangankan lampu hp, Korek api , rokok pun dilarang dinyalakan, kami saksikan sendiri bahkan krama lainya pun banyak membuktikan saat ngerehan yang dipimpin Ida Pedanda Gede Kekeran Pemaron dari Griya Agung Mandara Munggu, suasana sakral benar-benar hadir dan yakin dengan penampakan sinar yang muncul saat prosesi malam itu,” tandasnya.
Sementara itu Ketua Panitia Jro Made Wardana menambahkan, ada empat barong landung ini namun beliau adalah sepasang lanang istri, memiliki parab atau nama yang sama, yang lanang sebutanya tabik Ida Bethara Ratu Ngurah Agung Sakti Pangenter Jagad dan yang Istri Ida Betara Ratu Mas Ayu Cili Manik.
Seperti dijelaskan Jro Bendesa, banyak fenomenal atau hal yang tidak masuk akal dalam proses nangiang Ida Betara ini. Termasuk nyatur mapinunas atau menanyakan secara niskala di empat orang pintar yang berbeda. “Di awal guna meyakinkan krama, disepakati mapinunas yang dilaksanakan oleh empat Banjar di empat lokasi berbeda atau nyatur dan hasilnya sama dimana Ida Sesuhunan mapikayun atau berkeinginan untuk diupacarai kembali,” jelas Wardana.
Nah dari kesepakatan itu, akhirnya krama menyepakati untuk dilaksanakan upakara pemlapasan ini. Pihaknya bersama panitia melakukan upaya proses awal mulai dari ngodakin hingga tuntas dalam upakara ini, didukung penuh rasa bhakti krama yang luar biasa, hal ini sangat membanggakan.
“Astungkara, kami selaku panitia tidak menyangka respon krama luar biasa , dari awal hingga akhir upacara ini sukses berjalan dengan baik, begitu pula krama banjar silih berganti ngaturan bakti secara lulus dan rasa memiliki sangat tinggi, kami mengucapkan banyak terimakasih semoga Ida Sesuhunan senantiasa melindungi seluruh warga Darmasaba. (sur)