BADUNG – Himpunan Seniman Pecatu turut berlaga mewakili Indonesia dalam ajang internasional bertajuk The 26th Harbin International Snow Sculpture Competition di China. Mereka bahkan sukses mengukir prestasi sebagai Juara III dalam kompetisi prestisius tersebut.
Ketua Tim Indonesia I (Himpunan Seniman Pecatu), I Nyoman Sungada menuturkan, total ada 120 seniman pahat yang turut terlibat dalam kompetisi tersebut. Mereka berasal dari 30 negara di seluruh dunia.
Diakui dia, kompetisi berlangsung sengit, karena seluruh peserta menunjukkan kemampuan yang sangat mengagumkan. Meski demikian, dia mengucap syukur karena Tim Indonesia berhasil unggul dan mencetak prestasi.
Baginya, filosofi dan orisinalitas merupakan kunci dari kesuksesan yang berhasil diraih. Yang mana dalam hal ini pihaknya mengangkat tema Rwa Bhineda, yakni konsep dua sifat alam yang berbeda namun harmoni.
“Kita di Bali simbol Rwa Bhineda itu barong dan rangda. Karena kalau dilihat dari segi keunikan, kesulitan, dan artistiknya juga dapat. Nyambung juga dengan konsep di China, yakni Yin Yang. Sehingga menurut kami, ide ini sangat cocok,” ungkap Sungada, Kamis (11/1/2024).
Kata dia, butuh waktu lebih dari tiga hari untuk menyelesaikan karya patung salju Rwa Bhineda tersebut. Yakni dari tanggal 6 hingga 8 Januari 2024, yang hasilnya kemudian diumumkan pada tanggal 9 Januari 2024.
Ekstrimnya suhu di Harbin, yang mencapai minus 26 hingga 30⁰C, diakui sebagai salah satu tantangan yang dihadapi. Para seniman harus senantiasa menjaga stamina tubuh, agar bisa mengerjakan karya dari pagi hingga sore hari. “Medianya itu setinggi 4 meter dengan diameter 3×3 meter. Sebelum berangkat ke internasional, kami belajar di media miniatur terlebih dahulu,” ungkapnya.
Menurut Sungada, karya yang sarat akan budaya Bali tersebut berhasil mendapat tanggapan positif termasuk dari peserta lomba lainnya. Karenanya dia menilai, keikutsertaan dalam kompetisi tersebut merupakan hal yang sangat strategis bagi Bali dan Indonesia pada umumnya. Selain mengenalkan kembali seni dan budaya Bali, juga untuk memotivasi generasi muda agar senantiasa berkreasi dan berinovasi di luar batas seni tradisional Bali.
“Harapan saya ke depan, dengan adanya prestasi ini, mudah-mudahan akses ini bisa nyambung terus. Pemerintah juga bisa ngeh atau bisa membiayai ini. Karena menurut saya, ini sangat penting dan perlu bagi generasi muda agar tidak hanya berkutat di seni tradisional. Mereka harus keluar, dan melihat seni internasional yang sangat luas,” pungkasnya.
Untuk diketahui, prestasi membanggakan sesungguhnya bukan hanya berhasil ditorehkan oleh Tim Indonesia I yang terdiri dari I Nyoman Sungada, I Wayan Mardina, Putu Andi Pebriana, dan I Putu Rian Adi Pranata. Melainkan juga dari Tim Indonesia II yakni Bali Talent Artist, yang sukses menyabet predikat “Best Excellent.” Mereka adalah I Ketut Suaryana, I Gede Agustin AP, I Dede Arya Adnyana, dan Putu Gede Ananta Wijaya. (adi,dha)
