BULELENG – Komitmen menuju Buleleng Smart City (BSC) semakin mengerucut dan menggelora di seluruh jajaran Pemkab Buleleng. Setelah pendataan potensi dan pembuatan masterplan pada bimbingan teknis (bimtek) tahap I, Tim BSC Pemkab Buleleng bersama Tim Kemenkominfo Republik Indonesis melanjutkan Bimtek Tahap II dengan agenda penyusunan road map program smart city.
“Output yang akan kita capai pada Bimtek II ini adalah menyusun roadmap program dari Smart City,” tandas Sekretaris Diskominfosanti Buleleng Luh Putu Wirawati saat membuka Bimtek di Rujab Bupati Buleleng, Rabu (26/7/2023).
Mewakili Kadiskominfo Buleleng, Wirawati yang mengapresiasi konsisten dan ketekunan peserta mengikuti bimtek berharap materi Bimtek tahap II dapat diterima dan diimplementasikan pada masing-masing satuan kerja.
“Sebagai agen smart city, para peserta kita harapkan mampu mengimplementasikan hasil Bimtek tahap 2 ini untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat dengan menerapkan rancangan kota cerdas (Smart City) ini,” tandasnya.
Ia juga berharap, seluruh peserta tetap semangat dan konsisten mengikuti pelatihan yang dirancang 4 tahap sehingga penerapan Smart City bisa terlaksana dengan baik.
Hal senada disampaikan Diah Mutiarin selaku pendamping, tenaga ahli Kementerian Kominfo Republik Indonesia.
“Pada Bimtek tahap I telah dilaksanakan penyusunan analisis permasalahan strategis yang ada di Kabupaten Buleleng untuk mempersiapkan masterplan smart city,” ujarnya.
Selain itu, pada Bimtek tahap I juga telah menghasilkan pemetaan visi misi 6 dimensi yang ada di Smart City. “Sebelumnya kita sudah mengidentifikasi kondisi internal dan eksternal di Kabupaten Buleleng. Selanjutnya akan menyusun analisis kesiapan daerah dalam melakukan Smart City dari sisi sumber daya manusia, infrastruktur, aparatur pemerintahan, sekaligus juga masyarakat dan sarpras,” terangnya.
Pada Bimtek tahap II, kata Diah, peserta akan membahas ulang inti dari hasil bimtek pertama untuk penyelarasan visi misi pemerintah daerah ke dalam visi misi smart city di Kabupaten Buleleng.
“Kemudian dirangkaikan dengan mengidentifikasi road map program Smart City atau inovasi smart city dalam jangka pendek, menengah dan jangka panjang 10 tahun, dan dilanjutkan dengan rencana aksi,” jelasnya.
Yang tidak kalah penting dalam bimtek tahap II adalah identifikasi program quick sebagai program yang harus dipercepat pelaksanaannya dalam jangka waktu 10 hari saja. ‘Karena ada inovasi yang akan dijadikan quick win, maka perlu melakukan analisis resikonya, menyusun manajemen risiko,” pungkasnya. (kar,dha)
