DENPASAR – Tim tinju PON Bali sampai saat ini masih berkutat dengan latihan fisik saja karena belum berani melakukan latihan sparing partner dengan petinju lainnya atau rekannya sesama petinju di sasananya.
Belum berani mengambil langkah sparing di masa new normal sekarang ini seperti disebutkan salah satu pelatih tinju PON Bali Julianus Leo Bunga karena tak ingin berspekulasi di saat masa pandemi Covid-19 yang belum tuntas. “Kami belum berani dan kami tak mau berspekulasi dengan kondisi dan situasi yang normal sekarang ini dengan melakukan sparing yang pastinya ada sentuhan-sentuhan fisik antara petinju,” ucap Julianus ketika dihubungi Rabu (1/7/2020).
Pertimbangan lainnya juga karena home base latihan selama ini di sasana Adi Swandana Boxing Camp (ASBC) Denpasar dalam ruangan dan bukan out door, sehingga dikhawatirkan membuat kondisi yang tak memungkinkan. “Kami harus menjaga petinju PON Bali dengan baikdan jangan terjadi hal-hal yang tak diinginkan dalam masa persiapan menghadapi PON XX/2021 di Papua mendatang. Memang PON gelarannya masih jauh namun kami harus mempersiapkan segala hal bagi petinju kami dengan benar-benar bagus,” imbuh Julianus.
Lantas apa yang dilakukan para petinju PON Bali Bali sekarang ini ? Dipaparkannya jika keenam petinju PON Bali masih berlatih fisik di lapangan Renon setiap hari baik pagi maupu sore hari. “Mereka latihan kebugaran fisik sekaligus berlatih kekuatan pukulan dengan meningkatkan kerasnya pukulan juga di Renon dengan melakukan pukulan-pukulan ke samsak yang memang ditaruh di Renon saat latihan fisik tersebut. Latihan fisik seperti itu sangat penting bagi petinju kami,” jelas Julianus.
Enam petinju PON Bali itu yakni Krispinus Mariano W kelas layang ringan (46 kg), Kornelis Kwangu Langu kelas layang (49 kg), Jekry Riwu kelas ringan (60 kg), Julio Bria kelas bantam (56 kg), Gregorius Gheda Dende atau Goris kelas welter ringan (64 kg) dan Cakti Dwi Putra kelas menengah (75 kg). (ari)