KLUNGKUNG-Pemanfaatan lahan kosong yang tidak produktif pada pekarangan, sebagai penghasil pangan merupakan prospek menjanjikan ditengah masa pendemi Covid-19.
Selain dapat memenuhi pangan dan gizi keluarga, sekaligus meningkatkan pendapatan keluarga. Pemanfaatan lahan pekarangan dalam sekup lebih luas seperti desa bahkan dapat memperkuat ketahanan pangan masyarakat serta pendapatan secara berkelanjutan.
Seperti dikembangkan Kelompok Wanita Tani (KWT) Karya Amerta Sari di Dusun Tangkedan, Desa Selat, Kecamatan Klungkung. Kelompok ini mengembangkan program Pekarangan Pangan Lestari (P2L) yang diinisiasi Pemerintah Pusat. Pengembangannya tidak sebatas pada kebun denplot tapi sudah ke pekarangan anggotanya yang berjumlah 40 orang.
Tanaman yang dikembangkan oleh KWT Amerta Sari seperti, terong, cabai, , tomat, mentimun dan tanaman buah-buahan seperti jambu citra, blimbing madu, jambu jamaica, lemo.
“Minimal hasilnya dapat memenuhi kebutuhan pangan keluarga, karena tinggal petik di pekarangan sendiri. Kelompok kami sudah menghasilkan, karena hasil dari kebun selain dimanfaatkan untuk anggota juga dijual ke sejumlah pasar,” tandas Ketua KWT Amerta Sari Sagung Putra Angreani ditemui di kebun denplot, Dusun Tangkedan, Selasa (19/5/2020).
Kabid Konsumsi dan Keamanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Klungkung, Luh Ketut Eka Susanti menyampaikan, pengembangan P2L cukup menjanjikan, apalagi jika sampai mampu menyulap hasil P2L menjadi produk olahan. “Di Klungkung sudah ada KWT yang mandiri, memproduksi produk olahan, dari jahe merah diolah jadi ekstrak, dari buah labu menjadi kripik,” tandas Eka Susanti.
Sayang kata dia minimnya sokongan anggaran menjadi kendala pengembangan P2L bisa lebih maksimal.(yan)