
UNUD – Belum lama ini, bertempat di Tegal Dukuh Camp, Desa Tegal Dukuh, Taro, Tegallalang Gianyar, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Udayana (Unud) telah menggelar pengabdian kepada masyarakan tentang diversifikasi Produk Lebah Kele-kele (Tetragonula laeviceps).
Selain peneliti dari FMIPA, program pengabdian dalam rangka Dies Natalis ke-61 Unud tersebut juga menghadirkan praktisi lebah Kele dari Pondok Kele Sari Merta, Mengwi, Badung.
Untuk diketahui, Tegal Dukuh Camp yang menjadi lokasi penyuluhan tersebut dikelola dan dimiliki oleh Bapak I Wayan Wardika, salah seorang alumnus dari Fakultas Pariwisata, Unud. Tegal Dukuh Camp sendiri merupakan tempat perkemahan alam yang unik, dimana ratusan pohon palem raksasa ditanam dengan rapi untuk menciptakan suasana hutan yang teduh dan pedesaan.
Wardika menyambut antusias kedatangan para peneliti dari FMIPA Unud tersebut. Karena baginya, itu sekaligus menjadi ajang untuk mendapatkan pengetahuan tambahan tentang melakukan diversifikasi produk lebah Kele, serta praktek pemindahan dan perbanyakan sarang dari sarang lama yang didapatkan atau diternakkan secara alami oleh pemilik ke sarang baru.
Dia berharap, pelaksanaan kegiatan tersebut juga memberi manfaat yang besar bagi petani lebah maupun warga yang berminat pada budidaya lebah Kele.
Penyuluhan tentang manfaat madu, polen, dan propolis sebagai bahan olahan produk makanan dan kesehatan tersebut diberikan langsung oleh Prof. Dra. Ni Luh Watiniasih, M.Sc., Ph.D. Dia merupakan salah seorang peneliti yang juga Dekan FMIPA.
Watiniasih menjelaskan, biasanya madu yang merupakan hasil dari lebah hanya dikonsumsi dengan diminum. Sementara dalam penyuluhan tersebut dijelaskan bagaimana produk-produk lebah berupa madu dapat digunakan juga sebagai bahan tambahan pada teh, roti maupun pada masakan seperti pada daging ayam.
Di samping itu, produk lebah lain seperti pollen dan propolis pun dapat digunakan sebagai bahan obat herbal. Madu dioleskan pada bibir yang kering, diminum untuk obat tenggorokan kering, campuran antara madu dan pollen digunakan untuk masker, juga dikonsumsi untuk kesehatan saluran pencernaan.
Propolis, pollen dan madu diketahui memiliki khasiat sebagai anti imflmatory, anti bakteri dan virus, propolis sebagai anti kanker dan mengobati penyakit kronis.
Melanjutkan penjelasan Prof. Watiniasih, praktisi Nyoman Gde Wismaya dari Pondok Kele Sari Merta, menjelasakan dan mempraktekkan cara melakukan pemindahan sarang dari sarang lama/alami ke sarang baru dan bagaimana memperbanyak sarang.
Dalam penjelasannya Wismaya menyampaikan bahwa pemindahan sarang dan perbanyakan sarang ini sangat penting dilakukan untuk tetap mempertahankan koloni sehingga produksi dapat tetap berkelanjutan.
Pengabdian yang tidak hanya dihadiri oleh Bapak-bapak dan Ibu-ibu warga Desa Taro yang merasa tertarik untuk mengembangkan lebah kele-kele (Tetragonula laeviceps) juga dihadiri oleh 7 orang mahasiswa magang MBKM Mandiri yang berasal dari Universitas Brawijaya Malang. Selama 4 jam penyuluhan dari pukul 10.00 – 14.00 WITA banyak pertanyaan terlontar seperti bagaimana ciri-ciri anakan calon ratu.
Dimana diketahui salah satu hal yang sangat penting dilakukan dalam melakukan perbanyakan sarang/koloni lebah kele-kele adalah menemukan ratu baru.
Watiniasih dan Wismaya secara bergantian menjelaskan ciri-ciri mendetail mengenai calon ratu lebah dilihat dari ciri-ciri fisiologi/fisiknya. Watiniasih dan tim langsung mempraktekkan bagaimana tata-cara memindahkannya agar koloni kele-kele dapat tetap bertahan pada sarang baru.
Terakhir yang tak kalah penting yang harus diperhatikan dalam beternak lebah kele adalah bagaimana menghadirkan sumber tanaman pakan yang baik untuk disediakan sehingga koloni tetap sehat dan dapat bertahan lama.
Di akhir acara, Watiniasih beserta para peneliti mengajak warga Taro untuk mulai ikut membudidayakan lebah madu kele-kele, karena manfaat yang diberikan sangat banyak. Hal ini diamini oleh para peserta yang merasa sangat puas dengan penjelasan yang diberikan oleh tim peneliti dan praktisi.
Mereka mengungkapakan ketertarikannya dalam membudidayakan lebah madu Kele. Di samping sebagai bahan pangan yang menyehatkan, warga mengetahui bahwa madu kele dikenal memiliki harga yang cukup mahal dipasaran.
“Sehingga tentunya dapat menjadi salah satu sumber penghasilan tambahan bagi keluarga,” tandas salah satu peserta. (adi/jon)