EkonomiNasional

Program Desa Devisa LPEI Berhasil Antarkan Kopi Robusta ke Mesir

Ekspor kopi unggulan untuk merupakan kali keduanya yang telah dilakukan oleh Koperasi Produsen Gunung Luhur Berkah.

JAKARTA – Program Desa Devisa Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) / Indonesia Eximbank kembali mencatatkan kesuksesan.

Desa Devisa Kopi Subang melalui Koperasi Produsen Gunung Luhur Berkah sukses melepas ekspor komoditas unggulan kopi robusta dengan volume 19,2 ton ke Mesir beberapa waktu lalu.

Kepala Divisi Jasa Konsultasi LPEI Gerald Grisanto mengatakan, ekspor ini merupakan kali keduanya yang telah dilakukan oleh Koperasi Produsen Gunung Luhur Berkah.

Ia menambahkan, sejak pendampingan dan pelatihan yang telah diberikan LPEI kepada
para petani kopi Subang, jumlah pendapatan desa meningkat sebesar 60% dari sebelumnya.


“LPEI sebagai Special Mission Vehicle Kementerian Keuangan RI terus membuka lebar potensi ekspor komoditas unggulan daerah melalui program Desa Devisa. Melalui program ini, kami berkomitmen mewujudkan ekosistem ekspor yang berkelanjutan
hingga menciptakan kepastian hasil panen bagi petani,” ujar Gerald.

BACA JUGA:  Havaianas Sunset Road Bertransformasi


Harapannya, lanjut Gerald, program Desa Devisa ini dapat meningkatkan kesejahteraan warga desa dan memperkuat kualitas dan kuantitas serta daya saing komoditas yang sesuai dengan standar ekspor sehingga dapat terus eksis di tingkat global.


Selain kopi robusta, Desa Devisa ini memiliki komoditi unggulan lain, yaitu kopi arabika
yang juga telah berhasil diekspor sebanyak 18 ton ke Arab Saudi tahun 2021 lalu.

Adapun komoditas kopi dibudidayakan oleh 208 petani di bawah naungan Koperasi Produsen
Gunung Luhur Berkah yang tersebar di 6 desa, yaitu Cisalak, Nagrak, Cupunagara, Darmaga, Sukakerti, dan Pasanggrahan.


Gerald melanjutkan, program Desa Devisa ini telah disesuaikan dengan kebutuhan para
petani kopi Subang beserta koperasi dalam mengelola lahan produksi dan menjalankan
bisnisnya.

“Pendampingan Desa Devisa Kopi Subang difokuskan pada tiga aspek, yaitu
akses pasar, kapasitas produksi, dan pencatatan keuangan. Pelatihan yang kami berikan
diharapkan dapat memperluas akses pasar ekspor, meningkatkan kemampuan budidaya
dan pengolahan tanaman kopi, dan menyempurnakan prosedur penyusunan laporan
keuangan,” jelas Gerald.


Ke depannya, LPEI akan terus mengambil langkah konkrit dalam menciptakan ekosistem
ekspor yang terbentuk dari desa-desa di berbagai daerah di Indonesia yang mampu
secara konsisten berkontribusi terhadap peningkatan devisa negara. Hal ini diwujudkan salah satunya dengan memberi kesempatan bagi wilayah yang memiliki produk unggulan
berorientasi ekspor untuk mengembangkan potensi secara ekonomi, sosial dan
lingkungan bagi kesejahteraan masyarakatnya.


“Sebagai bentuk dukungan untuk mendorong ekspor nasional, LPEI senantiasa berupaya
secara optimal dalam memberikan pendampingan secara berkelanjutan melalui program
Desa Devisa pada daerah dengan komoditas potensi ekspor. Kami harap Desa Devisa
Kopi di Subang dapat menjalankan ekspor selanjutnya dengan segera,” pungkas Gerald. (adi)

Back to top button