EkonomiGianyar

Dari Perjuangan Sembuhkan Istri hingga Menelusuri Hutan, Wiarsana Sukses Budidaya Lebah Madu Kele

GIANYAR – I Ketut Wiarsana (53) tak pernah menyangka budidaya lebah madu kele atau trigona yang ditekuninya membuahkan hasil. Bahkan, ia mengaku kewalahan saking banyaknya pemesanan.

Kisah Wiarsana membudidayakan lebah madu kele hingga sukses seperti sekarang cukup menginspirasi. Berawal dari sang istri mengidap dibetes dan Wiarsana pun harus berjuang menelusuri beberapa hutan di Bali mencari madu kele.

Lama berburu dan merasa lelah, Wiarsana pun mencoba membudidayakan lebah kele untuk diberikan kepasa sang istri hingga sembuh. “Awalnya kecil-kecilan dan ternyata berkembang dengan baik. Saya pertama mengembangkannya di daerah Tembuku, Bangli, setelah itu pindah di tempat ini,” ujar Wiarsana yang ditemui di tempat budidaya lebah kele-kele seluas tiga are di Banjar Tegalinggah, Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, beberapa waktu lalu.

BACA JUGA:   Volume Lalin Jalan Tol Bali Mandara Naik 27 Persen Saat Libur Lebaran

Saat ini, budidaya kele-kele yang dikembangkan ayah dua anak itu sangat menjanjikan, mulai dari kloni hingga madunya. Bahkan, ia diminta untuk membina sejumlah kelompok untuk budidaya kele-kele. Dari pengalaman, kasita, dan peluang usaha yang menjanjikan, Wiarsana mengajak semeton Bali terutama generasi muda mengikuti jejaknya. “Tiang berharap semeton Bali membudidayakan karena pangsa pasarnya sangat menjanjikan karena ini sebuah obat, salah satu sakit mag, kolestrol, asam urat, hingga jantung serta bisa untuk penyubur bagi pria maupun wanita. Banyak yang mengatakan lebih baik usaha beli madu dari pada yang lainnya,” tuturnya.

BACA JUGA:   PT ITDC NU Genjot Penyelesaian Infrastruktur Jaringan Distribusi Natural Gas di Kawasan The Nusa Dua

Wiarsana mengakui di tengah situasi pandemi Covid-19, madu kele cukup laris hingga masuk ke beberapa swalayan. Saat ini, ia memiliki 150 koloni lebah yang panen dua bulan sekali. Satu koloni bisa menghasilkan 200 ml-500 ml madu. “Rata-rata sebulan dapat 5 sampai 10 liter dikemas dalam botol 100 ml, 200 ml sampai 250 ml,” ujarnya.

Terkait kendala selama budidaya kele-kele, Wiarasana mengatakan adanya predator seperti semut, cicak, maupun burung. “Bila kita lengah menaruh sembarangan bisa mati direbut semut. Kalau koloninya kuat, resiko matinya kecil,”bebernya. (jay)

Back to top button