BulelengUmum

Spirit Tarian Goak-goakan di 417 Tahun Kota Singaraja

Penglingsir Puri Anyar Sukasada, Anak Agung Ngurah Dwipayana

BULELENG – Kemasyuran nama Anglurah Ki Barak Panji Sakti, dalam memimpin Kerajaan Buleleng tidak terlepas dari perjalanan Ki Barak bersama ibundanya, Ni Luh Pasek dari Kerajaan Gelgel hingga sampai di Bumi Den Bukit. Dalam perjalanan menuju Kerajaan Gendis, putra dari Raja Dalem Sagening yang memiliki tanda cahaya merah pada ubun-ubun sudah menunjukkan prabawa, jiwa kepemimpinan. Tidak hanya mampu memberikan solusi ketika 40 orang pengiringnya kehausan, dengan menancapkan kris pusaka ke tanah untuk mendapat air yang saat ini diberi nama Tirta Yeh Ketipat.

“Dengan tarian Goak-goakan, Ki Barak juga mampu menggerakkan 40 pengiringnya, menjadi pasukan tangguh untuk menundukkan Kerajaan Blambangan,” ungkap Penglingsir Puri Anyar Sukasada, Anak Agung Ngurah Dwipayana, Senin, 29 Maret 2021.

BACA JUGA:   Cegah Krisis Air, IDEP Edukasi Siswa SDN 4 Munduk Melalui Dongeng Bersama Made Taro


Nilai dari tarian Goak-goakan ini, kata Dwipayana, sangat unik dan mesti dipetik sebagai warisan nilai-nilai kepemimpinan dari pendiri Kerajaan Den Bukit (Buleleng) Anglurah Ki Barak Panji Sakti. Ada tiga nilai yang sangat relevan dari tarian Goak-goakan dengan situasi saat ini, dimana warga masyarakat banyak kehilangan pekerjaan akibat di PHK dan perekonomian terpuruk karena terdampak Pandemi Covid-19.

“Dengan tarian Goak-goakan, pemimpin bukan sekedar mengajak pasukannya (rakyatnya,red) bergembira melalui permainan tradisional yang memiliki nilai-nilai sangat penting dan strategis bagi Kerajaan Den Bukit maupun rakyatnya dalam mencapai tujuan yang lebih luas, baik kemasyuran maupun kemakmuran,” ujarnya.

Selain demokratis, permainan yang diperankan raja dan rakyat secara bergantian ini juga menunjukkan nilai kepemimpinan.
Dwipayana menegaskan, aktualisasi dari nilai-nilai Tarian Goak-gokan adalah pelaksanaan kewajiban sesuai swadharma masing-masing.

BACA JUGA:   Terima Stula-PKP I Bali, Pj Bupati Buleleng Tunjukkan Bank Sampah 'Bulan Melah'

“Dalam melaksanakan kewajiban mensejahterakan rakyat, pemimpin hendaknya merakyat, dekat bahkan menyatu dengan rakyat sehingga mengetahui apa yang menjadi kebutuhan rakyatnya. Dengan pendekatan yang riang dan rasa kepedulian, rakyat akan senang, gembira dan dengan suka cita akan mendukung apa yang menjadi perintah maupun kebijakan pemimpin,” tandasnya.

Guru Meditasi Energi Suci Padma ini berharap refleksi dari nilai-nilai Tarian Goak-goakan pada rangkaian peringatan HUT Ke-417 Kota Singaraja, tanggal 30 Maret 2021 ini masih relevan,bermanfaat dan berguna sekecil apapun dalam upaya pengendalian Pandemi Covid-19, pembangunan daerah, bangsa dan negara tercinta. (kar)

Back to top button