
DENPASAR- Ratusan mahasiswa yang mengatasnamakan Aliansi Bali Tidak Diam menggelar aksi di depan Gedung DPRD Bali, Kamis (16/07). Mereka menuntut agar pembahasa RUU Cipta Tenaga Kerja (Ciptaker) oleh DPRRI segera dihentikan. Selain menuntut penghentian pembahasan RUU Ciptaker aksi demo juga menuntut presiden membatalkan surat presiden Republik Indonesia Nomor R-06/Pres/02/2020 Perihal RUU tentang Ciptaker.
Sayangnya, aspirasi yang disampaikan saat aksi demo tiba di depan pintu Gerbang DPRD Bali sempat terjadi tarik ulur. Hal itu dikarenakan peserta aksi massa enggan bersedia masuk Gedung DPRD Bali. Sementara itu, Anggota Dewan meminta agar aksi bisa digelar di dalam Gedung. Alasannya, sesuai dengan tata tertib (tatib) , setiap aspirasi harus dilayani di Wantilan (jika jumlah peserta banyak), ataupun di depan lobi dewan. Disamping itu, agar tidak mengganggu ketertiban umum khususnya jalan raya.
Saat terjadi tarik ulur aparat kepolisian bersama jajaran Sekretariat DPRD Bali sempat membujuk aksi massa untuk masuk kedalam Gedung. Namun, para mahasiswa menolak dan tetap bersikukuh untuk meminta ditemui di depan pintu gerbang DPRD Bali.
Juru Bicara Aksi Abror Toriq Tanjilla menyatakan, pihaknya ingin mewakilkan aspirasi dari seluruh mahasiswa se-Indonesia. Disamping itu, juga sebagai bentuk solidaritas atas perjuangan mahasiswa dan masyarakat dalam menolak pembahasan RUU Ciptaker yang dibahas oleh DPR RI. “Kita ingin mewakilkan selain bersolidaritas teman-teman di Nasional dan daerah kalau di Bali itu tidak diam seperti yang kemarin-kemarin,”tegasnya.

Sementara itu, Ketua Komisi lV DPRD Bali I Gusti Putu Budiarta didampingi anggota Ketut “Boping” Suryadi menyatakan bahwa pihaknya siap menerima aspirasi dari Aliansi Bali Tidak Diam. “Mereka telah mengirimkan surat kepada kami di DPRD. Kita di Komisi IV disposisi menerima mereka,” akunya.
Kendati demikian, pihaknya meminta agar aksi digelar sesuai dengan aturan dan tata tertib. Hal ini tak lepas dari keinginan mahasiswa yang enggan untuk masuk di Lobi ataupun di Gedung Dewan. “Kita sudah ada tempat disini, tidak harus dijalan begitu. Kan ada di Wantilan, kalau agak lebih jalanan lagi kan bisa di Lobi, kalau mau lebih bagus lagi ada di Ruang Sidang Utama DPRD Bali,” jelasnya.
Budiarta mengaku, dirinya sejatinya sudah menunggu kedatangan sejak Pukul 13.00 WITA. Ia juga siap memfasilitasi dan merespon apa yang menjadi tuntutan dan aspirasi dari massa aksi. “Hari ini mereka melayangkan surat, hari ini kita juga siap menerima. Apa yang menjadi aspirasi, kita respon,”pungkasnya. (arn)