DENPASAR- Pengprov PJSI Bali sekarang ini memiliki kekhawatiran menjelang gelaran Olimpiade Tokyo yang diudur sampai maksimal tahun 2021 atau tahun depan. Kekhawatiran itu tak lain untuk persiapan para judoka Bali yang lolos Olimpiade namun informasinya yang turun kerapkali mendadak ke Bali.
Menurut Wakil Ketua Umum PJSI Bali Nengah Sudiartha kekahawatiran tersebut sangat beralasan dan berdasarkan pengalaman saat Olimpiade yang hampir bersamaan dengan PON 2012 di Riau silam. “Waktu itu hanya ada waktu persiapan bagi Wiradamungga Adesta yang lolos Olimpiade dan turun di even bergengsi itu satu bulan sebelum gelaran PON Riau. Informasi lolosnya sangat mendadak sehingga persiapan Adesta saat itu sangat tidak cukup. Apalagi pelatih yang mendampingi Adesta malah bukan pelatihnya dari Bali malahan pelatih lainnya di Pelatnas,” ungkap Sudiartha, Senin (06/7/2020).
Diakuinya, akibat informasi mendadak dan pelatih yang mendampingi Adesta disamping matras bukan pelatihnya sendiri, akhirnya Adesta gagal meraih prestasi dan sudah kalah di babak penyisihan saja. “Pengalaman inilah yang sangat kami khawatirkan. Sekarang ini saja belum ada informasi apapun soal kelolosan judoka Indonesia di Olimpiade dan pemanggilan Pelatnas saja juga belum ada. Apalagi Olimpiade bisa saja digelar tahun depan dan berjarak pedek gelarannya dengan gelaran PON Bali. Jangan sampai terulang pengalaman sebelumnya di tahun 2021,” imbuh Sudiartha.
Pasalnya hal itu sangat berkaitan erat dengan program yang dipersiapkan PJSI Bali. Sama dengan persoalan Adesta saat itu dimana judoka putra Bali itu diberikan program menghadapi PON Riau, tapi mendadak turun di Olimpiade yang persiapan program latihannya bukan untuk Olimpiade. (ari)