DENPASAR – Rapat pembahasan awal Ranperda tentang Rencana Umum Energi Daerah Provinsi (RUED-P) Bali Tahun 2020-2050 di gedung DPRD Bali Kamis (2/6) sempat memanas. Bahkan sesama kader banteng dari Fraksi PDIP Made Suparta dengan Ketua Komisi III I Gusti Ayu Diah Werdhi Srikandi sempat bersitegang.
Diah Werdhi–demikian panggilan akrabnya yang juga Koordinator Pansus Ranperda RUED-P ini, memimpin rapat dengan pihak eksekutif dan sejumlah tim ahli. Komisi III yang nota bena menjadi leading sektor pembahasan draf Ranperda ini juga sudah sempat melakukan pembahasan sejak 2018 saat kepemimpinan Gubernur Mangku Pastika. Namun, karena kepemimpinan Gubernur Bali Wayan Koster yang menginginkan agar Bali bisa mengembangkan energi bersih sesuai visi Nangun Sat Kertih Loka Bali, Ranperda ini disesuaikan akan tetapi tetap mengacu pada aturan UU yang ada termasuk Perpres.
Rupanya, ditengah diskusi berjalan ada sedikit mis penjelasan yang disampaikan Koordinator Pansus, hingga membuat ketersinggungan sejumlah anggota Pansus. Menurut Diah Werdhi Komisi III sudah sering membahas draf Ranperda ini sejak 2018. Sementara dalam rapat pembahawan Ranperda kemarin baru pertama kali melibatkan temen komisi lain diluar Komisi III sehingga banyak yang belum mengerti dan membuat anggota menjadi ‘kipak-kipek’. Pihaknya juga optimis dalam sebulan Ranperda ini sudah bisa ditetapkan. Diah Werdhi langsung melempar ke eksekutif untuk memberikan penjelasan kepada anggota dewan. “Supaya nanti tidak bingung, kipak-kipek jadinya, mohon diberikan penjelasan,”katanya.
Mendengar penjelasan tersebut Made Supartha langsung angkat bicara dengan nada tinggi dan sontak suasana rapat tegang. Sejumlah perwakilan eksekutif Pemprov Bali yang dihadiri Kepala Dinas Tenaga Kerja dan ESDM Provinsi Bali IB.Ardha, Kepala Biro Hukum dan HAM Setda Provinsi Bali, serta Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Bali dan tim ahli terdiam semua.
Politisi PDIP asal Tabanan ini langsung menyampaikan sejumlah pertanyaan dan Supartha meminta penjelasan dari eksekutif terkait sumber-sumber energi dan sejuah mana memiliki potensi di Bali yang bisa dimanfaatkan untuk diklola menjadi energi bersih. Sebab, menurutnya baik dalam pendahuluan maupun dalam batang tubuh dalam Ranperda RUED yang dibahas tidak ada disebutkan potensi energi yang bisa dikembangkan, melainkan energi yang akan dikembangkan seperti tenaga surya, tenaga bayu, tenaga air dan energi lainnya langsung dimunculkan dalam penjelasan.
Belum selesai bicara, Koordinator Pansus Diah Werdhi langsung memotong penyampaian Made Supartha dan Diah Werdhi melempar giliran ke eksekutif untuk memberikan penjelasan. Lagi-lagi Made Supartha tidak terima karena pembicaraannya yang dinilai penting untuk memberikan masukan dalam pembahasan langsung dipotong oleh Koordinator Pansus.
Suparthapun langsung membuka maskernya agar teriakannya jelas terdengar. Menurutnya ini bicara substansi dan cara penyusunan Perda yang baik dan benar. Penjelasan kepala dinas pun menurutnya masih kabur karena dalam penjelasan IB. Ardha terkait sumber-sumber energi belum lengkap sesuai keinginan politisi PDIP Bali ini. “Kita ini bukan anak kecil, kita ini kerja, sebagai anggota dewan berkewajiban untuk mengkoreksi, memberikan masukan untuk menjadil baik dan jelas. Jangan sampai setelah Perda ini ditetapkan mencul protes masyarakat. Kita tidak sekedar menerima begitu saja Ranperda yang diserahkan dan ujug-ujug langsung menetapkan, tidak begitu,”katanya.
Belum selesai bicara, Diah Werdhi sempat menyela hendak melanjutkan rapat. Supartha langsung menuding rekannya itu sesama kader banteng asal stop dirinya yang masih belum selesai bicara. Diah Werdhi pun kembali mengingatkan bahwa dewan hanya memiliki waktu satu bulan saja untuk membahas ranperda. Tapi hal tersebut justru makin menyulut emosi Supartha.
Teriakan Supartha yang cukup keras tidak bisa dihentikan. “Sudah dibilang jangan stop-stop. Jangan asal-asal mimpin rapat, nyetop-nyetop aja dan kasih orang bicara dulu. Biar selesai saya bicara. Apa saya keluar sekarang,” kata Supartha dengan nada tinggi.
Diah Werdhi rupanya tidak mau kalah dan berkata dengan nada bertanya apakah Supartha tidak menghargai pimpinan rapat. Namun Supartha tetap melanjutkan argumentasi dan meminta Diah Werdhi tidak menyetop perkataannya. Untuk beberapa saat, keduanya terlibat adu mulut sampai akhirnya Supartha mengakhiri argumentasinya.
Diah Werdhi melanjutkan rapat dan meminta eksekutif menjelaskan energi daerah yang dibahas berikut potensi dan kondisinya di Bali. Tapi hal ini lagi-lagi menyulut Supartha kembali angkat bicara. “Saya minta bukan dijelaskan begitu mbak. Makanya dengar dulu orang bicara jangan main potong-potong begitu,”pinta Suparta.
Sebagai pimpinan rapat Diah Werdhi langsung memberikan kesempatan kepada Kepala Dinas Tenaga Kerja dan ESDM Provinsi Bali IB Ardha untuk menjawab apa yang dipertanyakan rekannya Made Supartha. Kepala Dinas Tenaga Kerja dan ESDM Provinsi Bali IB. Arda kemudian memberikan penjelasan. Termasuk bagaimana Pemprov Bali nantinya bisa melindungi sumber-sumber energi di Bali yang dikaitkan dengan Visi Gubernur Bali saat ini.
Setelah mendapat penjelasan termasuk pertemuan dengan Kementrian tensi Made Supartha mulai menurun. Namun demikian pihaknya tetap memberikan usulan agar apa yang disampaikan dimasukan dalam Batang Tubuh dari Ranperda ini sehingga sumber-sumber energi tidak langsung muncul di penjelasan saja. (arn)