DENPASAR – Latihan di luar dengan menggunakan lintasan panjat tebing dinilai sangat penting dalam meningkatkan kualitas ketahanan dan kecepatan pemanjat tebing PON Bali. Dasar itulah yang membuat Pengprov FPTI Bali mempertimbangkan untuk memberikan program atlet PON Bali berlatih di luar rumah disamping latihan fisik di rumah masing-masing. Hanya saja dilemma kini menjadi sisi lain yang juga harus difikirkan.
Sejatinya latihan di luar khususnya di lintasan panjat tebing di kawasan Stadion Ngurah Rai Denpasar ingin diberlakukan kepada para atlet PON Bali. Namun pengawasan terutama dari pihak Satpol PP yang sering datang ke kawasan tersebut membuat latihan diluar itu tidak dilakukan. “Kami akan pertimbangkan setidaknya sepekan lagi latihan di lintasan itu digunakan oleh para atlet panjat tebing PON Bali. Namun jumlahnya cukup dua atau tiga atlet saja dan tetap menggunakan jarak. Artinya dari sisi kesehatan tetap kami perhatikan,” ungkap Wakil Ketua II FPTI Bali Suhardi Eka Prasetya, Senin (25/5/2020).
Meski demikian ada dilema tersendiri untuk melakukan latihan seperti itu karena KONI Bali sendiri menyarankan melakukan latihan mandiri di rumah masing-masing, meski riilnya masih ada cabor lain dengan jumlah 1 atau 2 atlet PON saja berlatih diluar rumah. “Itu dilema tersendiri. Tapi nanti akan kami coba dengan mempertimagkan dulu dengan matang, karena dengan apa yang menjadi saran KONI Bali itu jika ada persoalan non teknis akan menjadi resiko sendiri,” tegas Suhardi.
Kalau tidak di lintasan panjat tebing memang pengaruhnya sangat besar terutama untuk ketahanan tubuh atlet PON kami dalam sisi cengkeraman tangan atau lainnya termasuk untuk kecepatan dalam melakukan panjatan. “Jika tidak latihan lintasan sekarang ini hanya latihan kebugaran saja maka pengaruh penurunan sangat besar,” tukas Suhardi. (ari)