DENPASAR – MSD Indonesia (nama dagang Merck & Co., Inc., Rahway, N.J., USA) bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Dinas Kesehatan Kota Denpasar, dan Bio Farma menggelar edukasi terkait pencegahan kanker leher rahim kepada siswi kelas IX SMP Dwijendra, guru, orang tua murid, serta komunitas Ibu di wilayah Denpasar.
Kegiatan edukasi ini merupakan bagian dari kampanye ‘Tenang untuk Menang’ yang diluncurkan pada Agustus lalu dan bertujuan untuk meningkatkan pemahaman terkait kanker serviks, sekaligus meningkatkan partisipasi imunisasi HPV sebagai langkah penting untuk mencegah penyebaran penyakit berbahaya ini.
Mengusung tema ‘Kejar Imunisasi HPV, Lindungi Perempuan Dari Kanker Leher Rahim’, kegiatan dibuka dengan sambutan dari dan Managing Director MSD Indonesia, George Stylianou dan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Dr. dr. I Nyoman Gede Anom, M.Kes serta dihadiri oleh VP Commercial National PT Bio Farma, Fitri Puspa Dewi.
Turut hadir sebagai narasumber pada kegiatan ini, Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan, dr. Prima Yosephine, M.K.M; Dokter spesialis anak, Dr. dr. Ketut Dewi Kumara, Sp.A(K); Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi, dr. I Gusti Ayu Raka Susanti, M.Kes serta Country Medical Lead MSD Indonesia, dr. Mellisa Handoko Wiyono.
Kanker leher rahim menduduki urutan kedua kanker paling berisiko bagi perempuan di Indonesia – dengan 36.964 kasus baru pada tahun 2022. Angka kematian akibat penyakit ini pun tergolong tinggi, dimana 50% perempuan yang didiagnosis menderita kanker leher rahim meninggal karena terdeteksi pada stadium lanjut.
Jika tanpa intervensi apa pun, diperkirakan lebih dari 1,7 juta perempuan di Indonesia akan meninggal karena kanker leher rahim pada tahun 2070 dan hampir 4 juta perempuan pada tahun 2120. Untuk menanggulangi penyebaran penyakit berbahaya ini, pada 2023 lalu, Rencana Aksi Nasional (RAN) Eliminasi Kanker Leher Rahim di Indonesia (tahun 2023-2030) telah dideklarasikan, yang pelaksanaannya dipimpin oleh Kementerian Kesehatan.
“Kanker leher rahim merupakan penyakit mematikan dan menjadi salah satu beban pembiayaan negara tertinggi. Faktanya, studi menunjukkan bahwa penyebaran kanker leher rahim ini bisa dicegah, salah satunya melalui imunisasi. Inilah mengapa pemerintah berkomitmen memberikan imunisasi HPV sebagai bagian dalam upaya pencegahan dalam penyebaran kanker leher rahim,” ungkap Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan, dr. Prima Yosephine, M.K.M.
RAN Eliminasi Kanker Leher Rahim, merupakan wujud keseriusan pemerintah khususnya Kementerian Kesehatan dalam menanggulangi penyebaran kanker leher rahim. Sebagai upaya percepatan, dilaksanakan pemberian imunisasi gratis yang terintegrasi dengan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) bagi anak perempuan usia 11 dan 12 tahun, kelas 5 dan 6, atau setara.
“Cakupan imunisasi HPV sudah cukup baik saat ini. Namun, bukan tanpa tantangan. Sosialisasi yang belum maksimal menjadi salah satu tantangan yang perlu kita atasi bersama,” sambungnya sembari mengabarkan bahwa langkah yang dilaksanakan bukan hanya berhenti sampai di sana. Upaya perluasan terus dilakukan, salah satunya dengan imunisasi Kejar ke anak perempuan usia 15 tahun yang belum mendapatkan imunisasi HPV, baik yang bersekolah maupun tidak. “Imunisasi Kejar adalah program pemerintah yang diselenggarakan untuk membantu melengkapi imunisasi anak yang terlewat,” sambungnya.
Ditambahkan dr. Prima, dukungan multi sektor diperlukan untuk membangun kesadaran di masyarakat terkait urgensi imunisasi dan Kejar imunisasi HPV. Tujuannya tiada lain adalah guna mencapai cakupan yang lebih tinggi serta lebih luas.
“Kegiatan sosialisasi seperti yang kita lakukan hari ini diperlukan, untuk kembali memperkuat pemahaman masyarakat akan pentingnya imunisasi HPV dalam mencegah penyebaran kanker leher rahim. Tak hanya itu, dukungan dan peran aktif multisektor dan mitra terkait sangat diperlukan untuk kesuksesan pelaksanaan imunisasi HPV. Kita semua punya peranan penting untuk membangun Indonesia yang lebih sehat, dan bebas dari kanker leher rahim,” sebutnya.
Apresiasi terhadap penyelenggaraan sosialisasi tersebut juga disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Dr. dr. I Nyoman Gede Anom, M.Kes. Melalui kegiatan edukasi tersebut, dirinya berharap cakupan Kejar imunisasi HPV dapat semakin luas.
“Dengan pelaksanaan edukasi hari ini, kami berharap pelaksanaan kejar imunisasi HPV di seluruh kabupaten kota di wilayah Bali dapat terlaksana dengan baik dan mencapai akses cakupan yang tinggi dan merata,” ucapnya dalam kegiatan yang dirangkaikan dengan pemberian imunisasi HPV kepada puluhan siswi Kelas IX SMP Dwijendra tersebut.
Sementara itu, Dokter Spesialis Anak, Dr. dr. Ketut Dewi Kumara, Sp.A(K) menyampaikan, imunisasi HPV tidak hanya memberikan perlindungan dari infeksi HPV. Tetapi juga menekan risiko kanker leher rahim secara signifikan.
“Rekomendasi WHO menyebut imunisasi HPV lebih efektif diberikan pada perempuan usia remaja, atau yang belum berisiko terpapar virus. Penelitian juga menunjukkan bahwa imunisasi HPV aman diberikan dan efektif mencegah penyebaran kanker leher rahim. Pemberian imunisasi HPV pada anak perempuan penting dilakukan, sebagai langkah perlindungan untuk menjaga kualitas kesehatan jangka panjang mereka. Karena, pemberian imunisasi bukanlah sebuah kewajiban, tapi hak kita semua untuk bisa sehat,” ucapnya.
Untuk diketahui, kampanye edukasi kesehatan ‘Tenang untuk Menang’ merupakan gagasan dari MSD Indonesia sebagai mitra aktif Kementerian Kesehatan. Kampanye tersebut menjadi salah satu upaya kolaboratif yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya pencegahan kanker leher rahim, salah satunya melalui imunisasi HPV. Yang mana dalam jangka panjangnya dapat memberikan dampak bagi kualitas kesehatan generasi muda Indonesia.
“Melalui kampanye ini, besar harapan kami bahwa setiap langkah kecil yang dilakukan dapat memberikan ketenangan. Sehingga bersama-sama kita bisa menang melawan penyebaran kanker leher rahim di Indonesia,” ucap Managing Director MSD Indonesia, George Stylianou. (adi)