DENPASAR – Penyidik Direktorat Reskrimsus Polda Bali melakukan pelimpahan tahap II perkara aborsi dengan tersangka dokter I Ketut Ari Wiantara ke Kejari Badung, Senin (18/12/2023).
Kepala Kejaksaan Negeri Badung Suseno dalam siaran pers mengatakan, pihaknya sudah menerima pelimpahan tersangka I Ketut Ari Wiantara dan barang bukti dalam tindak pidana aborsi. Perkara ini ditangani Jaksa Penuntut Umum (JPU) Dewa Gede Ari dari Kejati Bali.
“Setelah pelimpahan, tersangka ditahan selama 20 hari ke depan di Lapas Kelas II A Kerobokan. Penuntut Umum segera menyiapkan kelengkapan administrasi untuk selanjutnya dilimpahkan ke Pengadilan Negeri Denpasar,”ujar Suseno.
Sekadar mengingatkan, Ari Wiantara pernah dihukum atas tindak pidana yang sama tahun 2006 dengan vonis 2,5 tahun. Setelah bebas, tersangka kembali buka praktik aborsi. Tahun 2009, dia diadili dan diganjar hukuman 6 tahun penjara.
Dua kali pernah mendekam di penjara tak juga membuat tersangka kapok. Tahun 2020, ia kembali melayani praktik aborsi ilegal. Alasannya, karena merasa kasihan terhadap pasien yang ingin menggugurkan kandungan. Kebanyakan mereka dari kalangan remaja SMA dan mahasiswi.
Praktik aborsi dokter Ari di Jalan Raya Padang Luwih, Dalung, Kuta Utara, digerebek petugas Direktorat Reskrimsus Polda Bali pada Senin (8/5/2023).
Dalam pemeriksaan terungkap tarif aborsi Rp3.800.000 dan selama tahun 2020 sampai 2023 tersangka sudah melayani 20-25 orang pasien.
Yang menyita perhatian, proses penyidikan di Kepolisian memakan waktu kurang lebih enam bulan. Barang bukti yang disita penyidik berupa buku catatan rekap pasien, alat USG, satu dry heat sterilizer plus ozon, satu set bed modifikasi dengan penopang kaki dan seprai,peralatan kuretase, obat bius, serta obat-obatan setelah pasien diaborsi.
Selain itu, uang senilai Rp 3,5 juta, serta dua handphone. Ari merupakan lulusan dokter gigi, tetapi tidak pernah terdaftar di IDI Bali. (dum)
