Badung

Sempat Kumat Lagi, Petugas Atensi Aksi Trek-trekan di Kuta Selatan

Berbagai Pihak Berkolaborasi Lakukan Pengawasan

BADUNG – Bak kucing-kucingan, aksi balap liar masih saja menghiasi jalanan di wilayah Kecamatan Kuta Selatan. Padahal berbagai langkah telah dilakukan, atas kolaborasi berbagai pihak. 

Camat Kuta Selatan, Ketut Gede Arta menyebut bahwa intensitas balap liar alias trek-trekan sesungguhnya sudah sempat mereda. Namun belakangan ini kumat lagi di beberapa ruas jalan wilayah Kecamatan Kuta Selatan. 

“Persoalan ini sudah kami koordinasikan kembali dengan rekan-rekan kepolisian,” ungkapnya dihubungi via ponsel, Selasa (23/4/2024). Untuk mengentaskan permasalahan tersebut, dirasa perlu perhatian berbagai pihak. Tidak terkecuali di antaranya pengawasan dari pihak keluarga.

“Sesungguhnya ruas jalan yang dipergunakan untuk trek-trekan di wilayah Kuta Selatan bukan hanya yang viral di media sosial itu saja. Tetapi masih ada beberapa lainnya, yang ada di wilayah Kuta Selatan. Semuanya sudah menjadi atensi kami untuk menindaklanjuti,” sebutnya. 

Koordinasi, sambung dia, juga akan dilakukan dengan Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Badung. Untuk melakukan pengawasan melalui perangkat CCTV yang telah terpasang. “Kalau rekan-rekan di kepolisian tidak perlu dipertanyakan lagi. Beliau sudah aktif melakukan pengawasan. Hanya saja memang, para pelaku ini sering kucing-kucingan. Kelengahan-kelengahan petugas inilah yang dicari sama mereka,” sambungnya.

Sebagai langkah antisipasi, Camat Gede Arta mengaku akan kembali melakukan komunikasi dengan sekolah-sekolah yang ada di wilayah Kecamatan Kuta Selatan. Karena biasanya, para pelaku dari aksi balap liar adalah remaja yang masih duduk di bangku sekolah.

Terpisah, Kapolsek Kuta Selatan, Kompol I Gusti Ngurah Yudistira memastikan persoalan tersebut sudah menjadi atensi pihaknya. Bahkan begitu serah terima jabatan sebagai Kapolsek Kuta Selatan, langkah patroli sudah secara berturut-turut digalakkan. Selain mengantisipasi kerawanan wilayah, juga untuk menyikapi aksi trek-trekan dan penggunaan knalpot bising. 

“Malam minggu kami bersama seluruh perwira juga melaksanakan razia di By Pass I Gusti Ngurah Rai. Tapi karena itu adalah jalan kecepatan tinggi, kami tentu harus berhati-hati. Tidak serta merta menghentikan laju kendaraan, atas pertimbangan keselamatan dari si pengendara itu sendiri, pengguna jalan lain, ataupun petugas,” sebutnya. Di samping itu, pihaknya juga melaksanakan patroli mobiling. Hal tersebut untuk mengantisipasi adanya aksi serupa di jalur lainnya. 

“Di samping anggota yang piket ketika itu, kami juga ajak staf dan perwira untuk ikut. Agar pengawasan dapat kami lakukan dengan skala yang lebih besar. Selain itu, kami juga gandeng masyarakat setempat untuk memberikan imbauan ke masyarakat,” sebutnya sembari memastikan kolaborasi dengan Pecalang, Bakamda, dan Linmas akan senantiasa dilakukan. 

Fenomena balap liar, menurut dia, tidak ubahnya seperti balon udara. Yang jika di satu sisi ditekan, maka akan menggelembung di sisi lainnya. “Maka ini perlu peran bersama. Untuk bersama-sama memberikan imbauan dan mengingatkan bahwa perilaku tersebut selain membahayakan diri sendiri juga orang lain,” ucapnya. 

Dari beberapa hari pelaksanaan pengawasan, katanya ada lima sepeda motor yang sempat diamankan. Di antaranya ada yang menggunakan knalpot brong, tanpa plat nomor kendaraan, dan pretel. 

“Kita amankan semuanya. Bagi yang punya surat-surat, kami minta untuk mengembalikan terlebih dahulu kondisi motornya ke standar. Tapi meski sudah dikembalikan ke standar, sanksi tilang tetap kami kenakan,” ucapnya sembari mengaku akan senantiasa berusaha maksimal atas dukungan segenap masyarakat. (adi,dha)

Back to top button