BadungEkonomiPariwisata

Robotik Ambil Alih Pekerja Hotel, Profesi Housekeeping Bali Konsisten Tingkatkan Skill

BADUNG – Seiring canggihnya perkembangan teknologi dunia pekerja perhotelan di Bali tak dipungkiri akan bergeser memanfaatkan robot. Bahkan beberapa hotel berbintang di Bali untuk jenis pekerjaan tertentu sudah ada digantikan robot termasuk pekerjaan housekeeper. Ketua DPD Indonesian Housekeepers Association (IHKA) Bali I Gede Cahaya Adi Putra mengungkapkan namanya persaingan dunia pekerja yang memanfaatkan robot itu sudah didepan mata. 

Terutama pekerjaan yang memiliki keahlian khusus pun tak dipungkiri bisa digantikan dengan robot. “Pekerjaan seperti housekeeper memiliki keahlian khusus dalam memberikan pelayanan, yang namanya  persaingan kembali kita harus menyikapi, dimana skill harus kita kuasai lebih baik dari robotik,” kata Cadi sapaan akrabnya disela  ajang lomba bertajuk “Making Bed & Art Towel Competition 2024” digelar Indonesian Housekeepers Association (IHKA) Bali di Politeknik Pariwisata Bali, Sabtu (20/4/2024). 

Pihaknya tetap optimis pekerja housekeeper harus menguasai dan meningkatkan kualitas diri. Salah satunya melalui lomba making bed, yang bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme pekerja housekeeper. 

Jadi anak-anak muda di Bali, utamanya mereka yang mencintai profesi sebagai Housekeeping  harus  meningkatkan kualitas diri seperti melalui ajang lomba. 

Dalam kompetisi ini diikuti oleh 104 partisipan, terdiri dari siswa SMK, LPK dan hotelier. Selama sekitar 10 menit, mereka harus mampu menyelesaikan tugas sebagai seorang Housekeeping.   “Making bed competition ini merupakan agenda tahunan yang selalu digelar secara rutin. Kali ini acara digelar dengan sangat meriah yang melibatkan para vendor,” kata ujar Cadi.

Wakil Ketua IHKA Bali, Komang Semadi menambahkan, kompetisi kali ini mengambil topik yang berhubungan dengan keramah tamahan lingkungan. “Melalui acara ini kita berusaha menyampaikan ke khalayak ramai, baik kepada hotelier maupun orang yang berkecimpung di pariwisata untuk menjaga lingkungan,” ungkapnya.

Komang Semadi lalu mencontohkan, semua aktivitas making bed competition ini tidak mempergunakan plastik. Jaman dulu ada yang menggunakan tangkai bunga plastik,” sebutnya. Apalagi melihat perkembangan pariwisata di Bali yang telah menerapkan sustainability program zero plastic. Bahkan, beberapa hotel sudah mengurangi penggunaan plastic, bahkan zero. “Jadi kita berusaha untuk menyampaikan kepada para tamu, Bali itu berkomitmen untuk menjaga lingkungan. Kita dari industri berpartisipasi untuk menjaga lingkungan,” tegasnya.

Sementara Humas Koordinator IHKA Bali, Roma Pujawan menjelaskan, tujuan acara ini untuk menjaga eksistensi, serta menyiapkan para housekeeper agar bisa bersaing secara global dan millenial.  Karena itu, IHKA Bali selalu menjaga hubungan dengan member juga dengan para vendor. “Setelah, international housekeeper conference Juni nanti, kompetisi ini akan ada di tingkat internasional,” ujarnya.

Setelah lomba di tingkat daerah ini, kemudian diadu di tingkat nasional hingga di tingkat internasional. “Karena itu, beberapa bulan kedepan ini kita menghadirkan beberapa pembicara dari 6 negara itu sebagai persiapan awal untuk mendapatkan masukan,” paparnya. 

Selain itu, juga memberikan masukan kepada mereka, karena Bali adalah pilar pariwisata nasional. “Hospitality kita tetap paling utama. Mereka kita undang untuk sharing berbagai hal untuk menjaga lingkungan dan meningkatkan penampilan serta menjaga tamu tetap nyaman,” jelasnya. 

Menurut Roma, making bed competition yang sudah digelar sekitar 20 kali berdampak positif. Pertama, peserta selalu diikuti dari generasi baru yang terus berganti setiap tahunnya. “Peserta dari hotelier pun berbeda, sehingga menjadi ajang yang sangat tepat untuk meningkatkan kualitas yang nantinya dapat memberi pelayanan kepada para tamu,” ujarnya. (sur,dha)

Back to top button