
DENPASAR – Badan Pengawas Pemilu memberikan perhatian khusus pada sejumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) yabg tersebar di Bali.
Dari 12.089 TPS yang tersebar di semua kabupaten kota di Bali, ada sejumlah TPS yang dinilai dengan kategori kurang rawan, rawan dan sangat rawan terutama pada TPS yang ada permasalahan adat warga yang kesepekang seperti di Nusa Penida, Kabupaten Klungkung.
Penegasan itu di sampaikan Ketua Bawaslu Provinsi Bali Made Agus Tirta Suguna seusai Apel Siaga Pengawasan Masa Tenang Hari Pemungutan dan Penghitungan Pemilu 2024 di halaman Sekretariat Bawaslu Bali, Sabtu (10/2/2024).
Menurutnya pihaknya sudah melakukan pemetaan terhadap sejumlah TPS yang dinilai kurang rawan, rawan dan sangat rawan. Pada TPS yang dinilai sangat rawan seperti di Nusa Penida akibat adanya sejumlah warga yang kesepekang akibat permasalahan adat, biasanya ada terjadi intervensi di lapangan dan intervensi tersebut masuk ke TPS.
Ketua Bawaslu Tirta Suguna meminta kepada semua anggota pengawas di tingkat kecamatan, kelurahan dan desa untuk tetap tegak lurus menjalankan tugasnya mengawasi pelaksanaan Pemilu pada pemilihan dan penghitungan suara Pemilu 2024.
“Dalam Apel Siaga kita tegaskan dan memantapkan kembali semua pengawas agar tetap tegak lurus melakukan pengawasan,”pintanya.
Tirta Suguna menambahkan, ada beberapa hal yang juga harus diantisipasi pada saat pencoblosan yakni kartu identitas kependudukan. Sebab, terkadang pemilih yang hadir ke TPS tidak membawa KTP.
“Apakah pemilih disuruh pulang dan bagaimana kalau tidak ada KTP dan KTP nya hilang. Inilah yang menjadi perhatian dan mitigasi kita dari pengawas saat pemilihan di TPS,”katanya.
Menurutnya dalam Peraturan KPU 25 tahun 2023, wajib pemilih itu membawa KTP saat datang ke TPS. Kalau tidak ada KTP, biasanya ada Surat Keterangan (Suket) dan Suket sekarang tidak berisi foto. Hal ini juga menjadi perhatian dan mitigasi oleh Bawaslu. Tak kalah pentingnya yang menjadi temuan di TPS, adanya perbedaan pemahaman temen-temen KPPS di setiap TPS terutama dalam penghitungan suara yang selalu ada perbedaan.
“Pemahaman ini perlu diluruskan dan perlu dipahami alur kerja yang dilakukan saat penghitungan suara,”pungkasnya. (arn/jon)