KUTA – Pesisir pantai barat Kabupaten Badung saat ini masih tampak masih sepi dari datangnya sampah kiriman. Padahal pada periode-periode sebelumnya, akhir tahun biasanya menjadi momen puncak datangnya sampah musim angin barat.
Koordinator Deteksi dan Evakuasi Sampah Laut Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Badung, I Made Gde Dwipayana tidak memungkiri hal tersebut.
Kata dia, Desember biasanya memang merupakan puncak dari menepinya sampah kiriman di pantai barat Kabupaten Badung. Namun nyatanya, hingga kini sampah kiriman masih terbilang sepi. “Tahun-tahun sebelumnya, sampah kiriman sudah mulai muncul di bulan Oktober. Dan masa sekarang ini, biasanya lagi puncak-puncaknya,” bebernya.
Diceritakannya, untuk periode tahun ini, sampah kiriman sesungguhnya sudah mulai muncul sejak November lalu. Utamanya pada bentang pantai barat sisi utara Kabupaten Badung. Namun volumenya itu masih sangat sedikit, jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
“Seperti di Petitenget, Batu Bolong, dan Pererenan. Jenisnya rumput laut dan ranting-ranting kecil. Datangnya juga tidak intens setiap hari,” sambungnya.
Menurut dia, datangnya sampah kiriman sangat erat kaitannya dengan turunnya hujan. Sementara saat ini, meski sudah memasuki musim hujan, turunnya hujan terbilang masih sangat jarang terjadi. “Kalau angin barat dan hujan sudah intens terjadi, biasanya pasti akan diikuti oleh menepinya sampah di pesisir barat,” bebernya.
Walau demikian, Dwipayana menyebut DLHK Kabupaten Badung tetap siaga melakukan langkah penyikapan ketika sampah datang. Termasuk dengan menurunkan armada berupa 4 unit alat berat dan 3 unit beach cleaner.
“Saat ini kami rutin telah melakukan langkah penyisiran. Semua alat sudah kami pastikan dalam kondisi siap tempur. Tapi di sisi lain kami tetap berharap semoga benar-benar tidak ada sampah kiriman yang datang,” sambungnya. (adi,dha)