DenpasarPendidikan

Keren ! Lima Siswa SMP PGRI 3 Denpasar Go Internasional 

DENPASAR – Prestasi lima siswa SMP PGRI 3 Denpasar sukses ke kancah internasional. Karya penelitian pelajar bimbingan Rama Gerald Jade ini lolos ke ajang World Young Inventors Exhibition yang diselenggarakan di Malaysia pada 10-13 Mei 2023.

Pada lomba tingkat internasional tersebut, kelima pelajar SMP PGRI 3 Denpasar akan bersaing dengan peneliti dari berbagai belahan dunia untuk meraih predikat terbaik.

Kelima siswa berprestasi itu adalah Komang Dharma Suputra, Ni Ketut Alit Suartini, Komang Ari Windayani, I Gusti Agung Ngurah Widhyadana Purnama Putra dan  Made Nanda Calya.

Rama Gerald Jade selaku pembina menuturkan, dalam penelitian yang dilakukan lima orang siswa SMP PGRI 3 Denpasar berinovasi membuat agen antifouling dari bahan alami tanpa kandungan TBT.

Penelitian terkait menempelnya mikro hingga makro organisme, seperti teritip, kerang laut, dan alga pada lambung kapal termasuk infrastruktur yang terendam di air laut disebut dengan istilah biofouling. Permasalahan biofouling mengakibatkan penambahan beban dan energi operasi kapal, penurunan daya guna, hingga kerusakan infrastruktur laut.

Dikatakan, selama ini, biofouling diantisipasi dengan menggunakan cat antifouling. Akan tetapi, kandungan TBT pada cat antifouling yang banyak digunakan saat ini berdampak buruk bagi biota laut. Guna mengatasi tantangan tersebut, lima siswa ini melakukan inovasi agen antifouling dari bahan alami tanpa kandungan TBT.

“ Inovasi ini berlandaskan pengamatan langsung permasalahan di beberapa wilayah perairan di Bali. Berjudul “Avisa Spiga: Agen Antifouling dari Kombinasi Ekstrak Daun Tapak Liman dan Daun Kemiri”, karya penelitian ini digarap siswa dari sekolah yang beralamat di Jalan Gunung Agung Gang V No. 17, Denpasar,” kata Rama Gerald Jade,  Minggu (30/4/2023).

BACA JUGA:   Pastikan Keandalan Listrik saat WWF, PLN Larang Warga Naikan Layang-layang

Ia menambahkan, mereka memilih bahan alami dari tapak liman dan daun kemiri karena kandungan fitokimia pada daun tersebut yang berpotensi sebagai agen antifouling. Selain itu, para siswa berkeinginan meningkatkan nilai ekonomi dari daun kemiri dan daun tapak liman yang selama ini hanya menjadi limbah organik.

Salah seorang anggota tim siswa, Komang Dharma Suputra  mengungkapkan persiapannya saat ini. Di antaranya, berlatih presentasi dalam bahasa inggris, mempersiapkan perlengkapan presentasi, hingga merancang jadwal kegiatan perhari selama di ‘Negeri Jiran’.

“Kami mohon doanya agar dapat memberikan hasil yang terbaik bagi Indonesia,” ucap Dharma. (sur)

Back to top button