DENPASAR – Ketua Komisi III DPRD Bali IGK. Kresna Budi meminta pada dinas terkait melakukan antisipasi lebih awal terhadap kebutuhan sapi di Bali menjelang hari raya Idul Adha yang dirayakan oleh Umat Muslim pada 17 Juni 2024 mendatang.
Memastikan ketersediaan hewan kurban dan kebutuhan daging masyarakat Bali secara keseluruhan dalam setiap harinya terpenuhi.
Disamping itu, tidak kalah penting penekanan Ketua Komisi II IGK Kresna Budi agar pembagian kuota pengiriman sapi keluar Bali juga diberlakukan merata dan berkeadilan serta tidak ada monopoli harga.
Penegasan tersebut disampaikan Ketua Komisi III DPRD Bali IGK. Kresna Budi seusai rapat dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bal.
Rapat juga berlangsung di ruang Bapemperda DPRD Bali, Renon Denpasar, Rabu (15/5) juga dihadiri Balai Karantina Bali dan instansi terkait.
Seusai pertemuan, Ketua Komisi III DPRD Bali IGK. Kresna Budi menjelaskan bahwa sampai saat ini ketersediaan ternak sapi di Bali sangat-sangat mencukupi guna memenuhi kebutuhan daging sapi saat hari raya kurban yang dilaksanakan umat Muslim di Bali.
Selain pemenuhan kebutuhan daging di Bali, juga akan dikirim keluar Bali oleh para pengusaha pengiriman. Namun demikian Kresna Budi meminta pembagian kuotanya benar-benar berkeadilan dan merata.
“Kami minta pembagian kuota benar-benar bisa berkeadilan dan tidak dimonopoli oleh satu pengusaha dan tidak ada gejolak harga,”pintanya.
Kresna Budi menjelaskan, ketersediaan hewan ternak sapi potong di Bali saat ini mencapai 380.559 ekor. Ternak kambing mencapai 43.230 ekor.
Sementara sesuai peraturan yang ada, pengiriman hewan ternak keluar Bali ditetapkan 10 persen dari jumlah populasi hewan ternak sapi yang ada di Bali.
Politisi partai Golkar dari Buleleng ini menambahkan harga sapi saat ini sangat bervariasi, hal itu sangat tergantung berat sapinya.
“Berat sapi yang beratnya mencapai diatas 400 kg, harga per kg bisa mencapai Rp 44 ribu dan kalau dibawah 400 kg, harga maksimalnya bisa Rp 47 ribu per kg,” ujarnya.
Pihaknya berharap menjelang Hari raya Idul Adha atau hari kurban, benar-benar kebutuhan akan daging sapi di Bali tidak ada masalah termasuk harganyapun tidak ada gejolak.
Ketika kebutuhan dalam daerah sudah terpenuhi pengiriman keluar daerah dipersilahkan dengan tetap memperhatikan 10 persen dari jumlah kuota. Kuota tersebut sesuai penetapan pemerintah provinsi Bali yang didasari dengan jumlah populasi sapi di Bali.
Dalam pengiriman sapi potong yang dikirim oleh para pengusaha pengiriman asal Bali lebih banyak tujuannya ke Pulau Jawa dan Kalimantan. Dalam pengiriman sapi keluar Bali, Kresna Budi juga meminta pada Balai Karantina tetap memperhatikan kesehatan hewan baik diperuntukan di Bali maupun untuk dikirim keluar Bali.
“Kesehatan hewan benar-benar terjaga bahkan pengiriman keluar Bali harus mengantongi Surat Keterangan Kesehatan Hewan dan sampai saat ini dari populasi ternak hewan di Bali nihil dari penyakit,”pungkasnya. (arn/jon)