
BULELENG – Era New Normal Bali, sebagai Adaptasi Kebiasaan Baru Menuju Masyarakat Produktif dan Aman Covid-19, mulai diterapkan dan digemakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali. Penerapan tatanan kehidupan baru pada 14 sektor di masa Pandemi Covid-19 diharapakan dapat merelaksasi kondisi phsikis warga masyarakat sekaligus menggerakkan perekonomian daerah.
“Tatanan kehidupan baru yang bertujuan agar seluruh elemen masyarakat dapat hidup berdampingan dengan Pandemi Covid-19, diterapkan Pemprov Bali secara bertahap. Sampai dengan 31 Juli nanti, Bali buka 14 sektor, kecuali sektor pendidikan,” tandas Wakil Gubernur (Wagub) Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Kamis (09/7/2020) siang pada acara Road To Penerapan Tata Kehidupan Era Baru Di Provinsi Bali di Areal Kuliner Taman Kota Singaraja.
Dengan menggandeng Bank Indonesia Perwakilan Bali dan Perhimpunan Penggemar Mobil Kuno Indonesia (PPMKI) Bali, Wagub Tjokorda Oka Artha Ardana yang akrab disapa Tjok Ace juga berharap agar warga masyarakat memahami dan menyadari pentinya pelaksanaan protokol kesehatan, yakni perilaku hidup bersih dan sehat, menggunakan masker, cuci tangan pakai sabun, serta menjaga jarak bila berada pada kerumunan sebagai bagian dari adaptasi kebiasaan baru, sehingga bisa hidup berdampingan dengan Covid-19. “Seluruh komponen masyarakat wajib melaksanakan protokol kesehatan, agar dapat kembali pada aktifitasnya masing-masing, produktif dan aman dari penularan Covid-19,” tegasnya. Penerapan Tata Kehidupan Era Baru Di Provinsi Bali, juga diharapkan bisa merelaksasi stagnasi aktifitas masyarakat selama hampir empat bulan.
Adaptasi Kebiasaan Baru Menuju Masyarakat Produktif dan Aman Covid-19 yang terus dievaluasi sesuai perkembangan kondisi Pendemi Covid-19, kata Tjok Ace, diharapkan dapat membangkitkan seluruh sektor kehidupan masyaraakt di Provinsi Bali, termasuk di Kabupaten Buleleng. “Dengan taat dan disiplin protokol kesehatan, Buleleng dan Bali umumnya harus bangkit dari keterpurukan, pada semua sektor termasuk sektor pariwisata yang anjlok, hingga posisi minus 6 pada triwulan kedua,” ungkapnya.
Kalau melihat PDRB Bali, sebesar Rp 252 Triliun jika didominasi 60 persen dari pariwisata, Bali akan kehilangan perputaran uang sekitar Rp.150 Triliun.”Sehingga kita harus segera bangkit. Dengan sisa uang yang ada, kita coba berusaha bangkit bersama,” tandas Tjok Ace sembari berharap kondisi bisa stabil awal tahun 2021 mendatang.
Tjok Ace yang mengapresiai peluncuran QRIS Bank Indoensia sebagai upaya mencegah penyebaran Covid-19, juga berharap warga masyarakat Bali mulai beradaptasi dengan dunia digital.”Termasuk dalam transaksi perdagangan, QRIS yang diluncurkan Bank Indonesia sangat bermanfaat dalam mencegah penularean virus corona,” tandas Wagub Tjok Ace dibenarkan Trisno Nugroho, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali.
Trisno Nugroho menambahkan, penerapan transaksi perbankkan berbasis digital ini merupakan salah satu bentuk kebiasaan baru dalam melakukan transaksi pada masa Pandemi Covid-19. “Selain aman dari penularan virus corona, karena tidak lagi bersentuhan langsung dengan uang tunai, transaksi dengan QRIS juga membuat warga masyarakat lebih mudah dan aman dalam mengelola keuangan,” katanya.(kar)