BULELENG – Upaya mengantisipasi sekaligus mencegah adanya klaster baru penyebaran Covid-19, gencar dilakukan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng menjelang penerapan Era New Normal Bali, Adaptasi Kebiasaan Baru Menuju Masyarakat Produktif dan Aman Covid-19. Selain menggencarkan sosialisasi dan pembentukan Satgas pada masing-masing sektor terkait, Pemkab Buleleng melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTP2) Covid-19 Kabupaten Buleleng juga menggelar rapid test secara masif, menggunakan sistem sample pada sejumlah tempat keramaian.
“Salah satunya pasar, terutama pasar tradisional yang dinilai sangat berpotensi menjadi klaster penyebaran virus corona, sebagaimana sempat terjadi pada Pasar Desa Bondalem,” tandas Sekretaris GTP2 Covid-19 Kabupaten Buleleng, Gede Suyasa, Selasa (07/7/2020) siang saat menggeber perkembangan terkini penanganan Pandemi Covid-19 di Kabupaten Buleleng.
Dari rapid test masif yang dilakukan Tim Medis GTP2 Covid-19 Buleleng, kata Suyasa yang juga Sekda Kabupaten Buleleng, hasilnya sampai saat ini memang masih non reaktif. “Data tersebut merupakan hasil rapid test yang sudah dilakukan pada pasar Desa Pancasari Kecamatan Sukasada, Pasar Desa Banjar dan Pasar Seririt dengan jumlah sample dari masing-masing pasar sebanyak 50 orang, baik pedagang maupun pengunjung pasar,” terangnya.
Rapid test masif dengan metode sampling, juga dilakukan untuk mencegah penularan Covid-19 oleh Orang Tanpa Gejala (OTG) namun terinveksi virus corona.”Rapid test masif pada tempat berpotensi dilakukan untuk memastikan tempat tersebut aman Covid-19, sekaligus sebagai deteksi dini keberadaan OTG yang dapat menyebarkan Covid-19,” tandas Suyasa seraya menyebutkan dari jumlah kumulatif pasein terkonfirmasi sebanyak 102 orang, 80 persen diantaranya berasal dari OTG.
Berdasarkan kajian Tim GTP2 Covid-19, lanjut Suyasa, penyebaran atau penularan virus corona oleh OTG justru lebih sulit dibandingkan penyebaran melalui Imported Case oleh Pekerja Migran Indonesia (PMI) atau orang yang datang dari negara terjangkit maupun daerah transmisi lokal. “Selain sulit dideteksi, penyebaran virus corona oleh OTG dapat terjadi dimana saja, baik dalam lingkungan keluarga termasuk pasar. Sehingga, upaya paling mudah dilakukan agar tidak terpapar Covid-19 adalah berperilaku hidup bersih dan sehat, pakai masker, cuci tangan pakai sabun, dan menjaga jarak bila berada dalam kerumunan orang,” tegasnya.
Suyasa juga berharap warga masyarakat turut serta, bersama-sama mencegah penyebaran Covid-19. “Bantulah Tim Medis GTP2 Covid-19 dalam melakukan tracing terhadap orang yang memiliki riwayat kontak erat dengan pasien terkonfirmasi, sehingga pencegahan penularan Covid-19 dapat dilakukan maksimal,” tegasnya.
Semenara terkait data penanganan Covid-19, Suyasa mengungkapkan jumlah kumulatif kasus terkonfirmasi sampai dengan Selasa (07/7/2020) menjadi 102 orang dengan rincian 90 orang sembuh, 11 orang dirawat RSP Giri Emas dan 1 orang dirujuk ke Denpasar.”Pasien terkonfirmasi asal Buleleng yang ditangani oleh GTP2 Bali sebanyak 3 orang,” imbuhnya.
Kumulatif Orang Dalam Pengawasan (ODP) sebanyak 124 orang, dengan rincian 113 selesai masa pantau dan 10 ODP dinyatakan terkonfirmasi. Sementara Orang Tanpa Gejala (OTG) kumulatif 2.003 orang, dengan rincian 1.718 sudah selesai masa pantau, 196 orang karantina mandiri, 4 orang dirawat di RSP Giri Emas dan 85 OTG terkonfirmasi. “Untuk pemantauan pada pelaku perjalanan dari wilayah terjangkit atau wilayah transmisi lokal (tanpa gejala) kumulatif sebanyak 4.122 orang, 4.094 sudah berakhir masa pantau dan 28 masih dalam pemantauan,” pungkasnya. (kar)