BADUNG – Tiga bibit siklon tropis terpantau muncul di selatan Indonesia, tepatnya di perairan Samudera Hindia. Tiga bibit siklon tersebut masing-masing bernama Bibit Siklon Tropis 91S, 93S, dan 94S. Bibit Siklon Tropis 91S terpantau di Samudera Hindia sebelah barat daya Lampung, dengan kecepatan angin maksimum 20 knot (37 km/jam) dan tekanan udara minimum 1002 hPa.
Sementara untuk Bibit Siklon Tropis 93S terpantau di Samudera Hindia selatan Jawa Timur, dengan kecepatan angin maksimum 30 knot (56 km/jam) dan tekanan udara minimum 1000 hPa. Sedangkan untuk Bibit Siklon Tropis 94S terpantau di Laut Timor Tenggara Pulau Timor dengan kecepatan angin maksimum 15 knot (28 km/jam) dan tekanan minimum sekitar 1007 hPa.
Munculnya tiga bibit siklon tropis itu dibenarkan adanya oleh seorang Prakirawan Cuaca BBMKG Wilayah III Denpasar, Diana Hikmah. Berdasarkan data historis, kata dia, kemunculan bibit siklon di belahan Bumi selatan merupakan hal yang wajar terjadi pada bulan Desember seperti saat ini.
“Bibit Siklon 91S mulai muncul sejak tanggal 7 Desember 2024 lalu, kemudian disusul bibit siklon 93S pada esok harinya. Sementara bibit siklon 94S, baru terbentuk tanggal 10 Desember 2024 kemarin,” ungkapnya dihubungi via ponsel pada Rabu (11/12).
Dari ketiga bibit siklon tersebut, satu di antaranya diakui dapat memberikan dampak tidak langsung kepada wilayah Bali. Bibit siklon dimaksud yakni Bibit Siklon Tropis 93S. “Dampak tidak langsung dari bibit siklon ini adalah terbentuknya pola pertemuan angin di wilayah Bali – NTT yang mendukung pertumbuhan awan-awan hujan serta meningkatkan potensi angin kencang, juga adanya peningkatan tinggi gelombang laut di perairan selatan Bali,” ungkapnya sembari mengabarkan bahwa kondisi hujan saat ini juga didukung oleh faktor lain seperti aktifnya MJO dan gelombang atmosfer ekuatorial Rossby.
Disampaikannya pula, Bibit Siklon Tropis 93S bergerak ke arah barat-barat daya atau menjauhi wilayah Indonesia. Dari potensi TC genesis, belum berpotensi menjadi siklon tropis hingga 3 hari ke depan. “Potensi ini akan terus diupdate mengikuti perkembangan atmosfer ke depannya. Dan jika berdampak terhadap wilayah Bali, maka akan kami terbitkan peringatan dini cuaca yang baru,” ucapnya memastikan.
Berkenaan dengan hal tersebut, dirinya mengimbau masyarakat Bali agar mewaspadai potensi cuaca ekstrim beserta dampaknya yang dapat terjadi selama musim hujan ini. Di antaranya seperti hujan lebat, petir/kilat, angin kencang yang dapat mengakibatkan pohon tumbang, banjir, tanah longsor serta gelombang tinggi yang saat ini mencapai 2.5 meter di perairan selatan Bali. (adi,dha)