TABANAN – Selesai debat terbuka ketiga Pilkada Tabanan 2024 pada Rabu (20/11/2024) malam, pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Tabanan, I Komang Gede Sanjaya dan I Made Dirga (SANDI), Tidak langsung pulang dan tidak membubarkan diri.
Mereka langsung menuju Taman Pujaan Bangsa Margarana. Momen ini terasa begitu spesial karena bertepatan dengan peringatan Hari Puputan Margarana, sebuah peristiwa heroik yang menjadi bagian penting dalam sejarah perjuangan Bangsa Indonesia.
Dalam suasana khusyuk, Sanjaya dan Dirga sembahyang di Candi Margarana guna memberikan penghormatan kepada para pahlawan yang gugur dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan dan Perang Puputan margarana 20 November 1946. Setelah persembahyangan, keduanya berjalan menuju Tugu Pahlawan, tempat nama-nama pejuang yang gugur dalam Puputan Margarana diabadikan. Mereka juga melakukan tabur bunga diikuti seluruh tim dan relawan.
“Kami ingin menjadikan momen ini sebagai pengingat bahwa perjuangan tidak pernah selesai. Hari ini, perjuangan kami adalah melanjutkan apa yang telah dirintis oleh para pahlawan untuk Tabanan yang Aman, Unggul dan Madani,,” ujar Komang Gede Sanjaya yang sampai sujud di candi Margarana.
Made Dirga menambahkan ziarah sekaligus sembahyang ini bukan sekadar rutinitas simbolis, tetapi juga sebagai wujud doa dan tekad untuk selalu memegang amanah rakyat Tabanan.
“Margarana adalah bukti nyata bahwa keberanian dan pengorbanan selalu menjadi fondasi kuat dalam setiap langkah pembangunan,” ungkapnya.
Langkah Sanjaya dan Dirga ini mencerminkan kepekaan mereka terhadap nilai-nilai sejarah dan spiritualitas yang menjadi fondasi masyarakat Tabanan. Margarana, sebagai saksi bisu perjuangan heroik I Gusti Ngurah Rai dan pasukan Ciung Wanara-nya, menjadi simbol kepemimpinan yang penuh pengorbanan dan integritas.
Duet Sanjaya Dirga yang selama ini dikenal mengusung program berbasis kearifan lokal, semakin menunjukkan komitmennya melalui tindakan nyata. Sanjaya, sebagai petahana, sering menekankan pentingnya menjaga tradisi, budaya, dan semangat kebersamaan masyarakat Tabanan. Di sisi lain, Dirga, dengan pengalamannya yang matang, mengimbangi kepemimpinan Sanjaya dengan pendekatan inovatif, terutama dalam bidang sosial dan pemberdayaan.
Tanggal 20 November bukan sekadar hari biasa bagi masyarakat Bali, khususnya Tabanan. Hari ini diperingati sebagai momen perjuangan terakhir para pejuang Bali melawan penjajahan, sebuah pengingat tentang arti keberanian dan pengorbanan. Dengan memilih Margarana sebagai tujuan usai debat, Paslon SANDI seakan ingin menegaskan bahwa semangat perjuangan adalah roh yang harus terus dihidupkan dalam setiap langkah pembangunan.
Dalam penutup doanya, Sanjaya menyebutkan bahwa keberanian para pahlawan di masa lalu adalah inspirasi bagi mereka untuk menjalankan roda pemerintahan dengan tanggung jawab penuh.
“Margarana mengajarkan kita untuk selalu berpihak pada rakyat, tidak menyerah dalam menghadapi tantangan, dan selalu menjaga keharmonisan kehidupan sosial,” tegasnya.
Dengan semangat Margarana, Sanjaya dan Dirga memantapkan tekad untuk membawa Tabanan menuju masa depan yang lebih baik, tanpa melupakan akar sejarah dan budaya yang menjadi identitasnya.
Di sisi lain mengakhiri masa kampanye Pilkada serentak 2024, relawan pendukung pasangan calon nomor urut 2 akan menyelenggarakan pentas musik akbar sebagai bentuk hiburan bagi masyarakat, pada Sabtu (23/11) di panggung terbuka Garuda Wisnu Singasana (GWS), dimana sejumlah musisi terkenal seperti Bagus Wirata, Lolot, Joni Agung & Double T, serta beberapa band lokal akan memberikan hiburan menarik bagi para penggemarnya.
Putu Eka Putra Nurcahyadi, menjelaskan bahwa acara ini bertujuan menciptakan suasana riang gembira di tengah masyarakat, terutama bagi generasi muda yang membutuhkan hiburan. “Kami ingin mengajak semua pihak melupakan ketegangan yang mungkin terjadi selama kampanye,” ujarnya.
Eka menambahkan, pentas musik ini juga menjadi wujud apresiasi Paslon 2 kepada masyarakat yang telah terlibat aktif dalam kampanye dengan menjaga kedamaian.
“Melalui musik, kami berharap masyarakat bisa bersatu kembali, tanpa sekat perbedaan politik dan berdemokrasi dengan gembira,” pungkasnya.(*/jon)