TABANAN-Sebanyak 80 perangkat desa dari empat kecamatan di Kabupaten Tabanan mengikuti Bimbingan Teknis (Bimtek) bersama Peningkatan Kapasitas Perangkat Desa.
Bimtek bersama dengan tema Pengelolaan Sistem Informasi Desa (SID) yang diikuti oleh perangkat desa dari Kecamatan Tabanan, Selemadeg, Selemadeg Barat, dan Selemadeg Timur ini, dibuka langsung Kepala DPMD, Ni Gusti Ayu Supartiwi, di Aula Desa Gubug Tabanan, Jumat (18/10/2024).
Kadis DPMD Supartiwi dalam sambutannya menegaskan bahwa penerapan sistem informasi desa (SID) merupakan keharusan bagi seluruh desa di Kabupaten Tabanan, sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Tabanan Nomor 12 Tahun 2022 tentang Data Desa Presisi. Data Desa Presisi ini nantinya akan menjadi dasar dalam membangun data desa yang akurat, terkini, dan terpadu.
Bimtek sehari ini menghadirkan narasumber dari Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Tabanan, yakni Kabid Layanan E-Gov I Wayan Gede Siswantara beserta tim. Siswantara menjelaskan bahwa proses mewujudkan satu data desa presisi di Tabanan dilakukan secara bertahap, mulai dari sosialisasi, instalasi SID, hingga pemenuhan data.
“Sampai saat ini, kita sudah mencapai beberapa pencapaian yang membanggakan. Pertama, seluruh desa di Tabanan telah menggunakan domain nama desa.id, menjadi satu-satunya kabupaten di Indonesia yang 100% desa menggunakan domain yang sama. Kedua, 80% desa di Tabanan telah berhasil memigrasi SID mereka ke server yang disiapkan oleh Diskominfo,” ungkap Siswantara.
Katua Panitia Bimtek Bersama Pengelolaan Sistem Informasi Desa (SID) I Gede Komang Restan Wisnawa, mengatakan selain mendapatkan pembekalan teori, para peserta bimtek juga akan melakukan kunjungan lapangan ke Kelurahan Guwosari, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Kunjungan ini bertujuan untuk melihat secara langsung penerapan SID di daerah lain dan mendapatkan inspirasi baru dalam pengelolaan data desa.
Wisnawa berharap melalui kegiatan ini, para perangkat desa dapat memahami pentingnya SID dan mampu mengelola sistem tersebut dengan baik. “Dengan data desa yang akurat dan terpadu, diharapkan dapat mendukung pengambilan keputusan yang lebih tepat dalam pembangunan desa,” ujar Wisnawa. (jon)