BULELENG – Civitas akademika Sekolah Pratama Widyalaya Saraswati Singaraja antusias menyambut visitasi tim akreditasi yang ditugaskan Kementerian Agama Republik Indonesia.
Selain menyiapkan sarana prasarana dan proses belajar mengajar, Ketut Suka selaku Ketua Yayasan Perguruan Rakyat Saraswati Cabang Singaraja bersama I Made Olas Astawa selaku Kepala Sekolah juga telah menyiapkan paparan yang dibutuhkan agar sekolah Pratama Widyalaya Saraswati Singaraja segera terakreditasi menjadi Widyalaya Saraswati Singaraja.
“Semua yang dibutuhkan tim visitasi telah kami siapkan bersama pimpinan dan pengurus yayasan serta guru, dengan harapan segera terakreditasi untuk penyelenggaraan pendidikan usia dini bernuansa Hindu,” ungkap Made Olas saat menerima Tim Akreditasi Kementerian Agama Republik Indonesia di Sekolah Pratama Widyalaya Saraswati Singaaraja, Senin (12/8/2024).
Akreditasi, kata Made Olas, tidak hanya dibutuhkan untuk peningkatan status sekolah namun juga sebagai proses peningkatan layanan, tata kelola penyelenggaraan pendidikan bernuansa Hindu.
“Melalui akreditasi kami berharap apa yang kami lakukan dapat dirasakan oleh siswa, dirasakan oleh orang tua dan juga lembaga khususnya pihak yayasan. Harapan kami kedepan, bagaimana masyarakat bisa memahami dan mengerti terhadap status sekolah ini adalah bernuasa Hindu, sehingga umat jangan ragu-ragu lagi untuk bergabung, membesarkan umat kita, kalau tidak kita siapa lagi,” tandas Olas Astawa diapresiasi Dwiyana Putra.
Selaku Assesor II, I Dewa Gede Rat Dwiyana Putra mengapresiasi proses belajar mengajar di TK Pratama Widyalaya yang sudah terlaksana dengan baik.
“Dari hasil pengamatan yang telah kami lakukan, proses belajar mengajar sudah terlaksana dengan baik,” jelasnya.
Asesor yang juga Dosen Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa ini menambahkan interaksi sosial antar siswa, saling bantu saat mengerjakan tugas karajinan tangan juga sangat baik.
“Artinya, pembelajaran kejujuran, tolong menolong sudah terlaksana dengan baik. Termasuk tadi, selain lagu nasional guru juga mengajak siswa menyanyikan lagu daerah,” terangnya.
Melalui metode observasi, perekaman visual sesuai dengan instrumen, dari siswa datang sampai siswanya pulang, wawancara dengan orang tua dan pengisian administrasi diharapkan data yang dibutuhkan untuk akreditasi dapat terpenuhi.
“Ada beberapa hal perlu dikembangkan seperti penggunaan media ajar yang ada dilingkungan sehingga mudah dipahami siswa. Dan untuk mencerminkan sekolah bernuansa Hindu, kita harapkan sekolah ini menggunakan prinsip pendidikan Hindu seperti Tri Hita Karana, Tri Kaya Parisuda sehingga memiliki ciri khas tersendiri, yang akan menjadi daya saing, daya jual kepada masyarakat,” pungkasnya. (kar/jon)