MANGUPURA- Seorang guru SMPN 2 Kuta dilaporkan oleh orang tua murid ke Polres Badung, lantaran diduga melakukan kekerasan terhadap anaknya. Peristiwa yang terjadi saat digelarnya sidak rambut di sekolah tersebut pada 3 Oktober 2023, baru dilaporkan ke pihak kepolisian Sabtu 18 Nopember 2023
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun, siswa kelas 8 berinisial F yang telah tiga kali mendapat peringatan, terkena sidak rambut. Sebagai konsekuensi dilakukannya pemotongan rambut ditempat. Adalah guru bidang studi olah raga berinisial IDNP yang melakukan pemotongan dengan gunting. Akan tetapi F melakukan perlawanan sehingga terjadilah pemaksaan dan F sempat dijambak. Peristiwa ini sempat direkam oleh salah satu siswa secara diam-diam, dan belakangan menjadi viral disejumlah platform media sosial. Akhirnya IDNP dilaporkan ke Polisi dengan tuduhan melakukan tindak kekerasan.
Kepala Sekolah SMPN 2 Kuta I Made Sujana yang dikonfirmasi, Minggu 19 Nopember 2023 membenarkan peristiwa tersebut. Diungkapkannya, peristiwa tersebut sebenarnya terjadi sudah cukup lama, akan tetapi belakangan kembali ramai setelah beredar video di media sosial. “Kita sudah konfirmasi ke guru wali kelas, guru BK termasuk guru yang melakukan pemotongan rambut saat kejadian,”ujar Sujana.
Disebutkan, F sudah tiga kali mendapat peringatan karena rambutnya panjang dan tidak rapi. “Kami punya aturan disekolah untuk siswa tidak boleh panjang dan harus rapi. Aturannya ukuran 123, tapi tidak kaku. Yang penting rapi dan tidak panjang,”katanya. Meski sudah mendapat peringatan, termasuk telah disampaikan ke orang tuanya melalui wali kelas, namun F tidak juga memotong rambutnya.
Hingga akhirnya pada 3 Oktober 2023 dilaksanakan sidak rambut dan F dikenakan sanksi pemotongan rambut di sekolah. “Saat dilakukan pemotongan siswa melakukan perlawanan. Sehingga kepalanya sempat dipegang dan dijambak. Itu memang tidak boleh dilakukan, tapi pada intinya tidak ada maksud guru tersebut melakukan kekerasan pada siswa, namun bagian dari pembinaan disiplin,”terangnya.
Menurutnya seusai kejadian tidak ada permasalahan, karena sanksi pemotongan juga telah disampaikan ke orang tuanya. Siswa tersebut pun kembali melakukan kegiatan belajar mengajar seperti biasa. Pihaknya juga membantah melakukan intimidasi kepada siswa. Akan tetapi masalah kemudian timbul saat video kejadian viral di media sosial. Disinggung pelaporan ke Polres Badung, Sujana menyatakan akan melaporkan terlebih dahulu ke Kepala Dinas Pendidikan untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut.
Secara terpisah, orang tua F yang sempat dikonfirmasi enggan berkomentar. “Intinya saya tidak ada komentar ya,”kata singkat saat dikonfirmasi via telp. Dia mengaku akan berkonsultasi dulu dengan penasehat hukumnya. Sementara itu penasehat hukum I Wayan Gde Mardika membenarkan pihaknya mendampingi orang tua F melaporkan kejadian dugaan kekerasan kepada siswa ke Polres Badung. “Ya benar, saya sebagai penasehat hukum yang mendampingi pelaporan kepada salah satu oknum guru SMPN 2 Kuta yang diduga melakukan kekerasan kepada siswa,”katanya. Dia mengungkapkan saat sidak rambut, oknum guru tersebut melakukan tidakan kekerasan melakukan penjabakan rambut, memang tidak ada luka tapi korban mengalami kesakitan. “Setelah kejadian korban mengaku kesakitan dan sempat dibawa ke rumah sakit,”imbuhnya.
Mengapa baru dilaporkan? Menjawab pertanyaan tersebut, Mardika menyatakan orang tua siswa awalnya tidak tahu ada aksi kekerasan, hingga belakangan munculnya video kejadian yang viral di media sosial. Alasannya berikutnya, siswa selaku korban dan pengambil video, disebutkan mengalami intimidasi di sekolah. “Dan tidak ada etikad baik dari oknum guru tersebut, meminta maaf setelah kejadian. Hanya minta maaf baru belakangan ini setelah videonya viral,”katanya.
Ditambahkannya, upaya hukum ini diambil untuk mengingatkan bahwa tugas guru adalah mendidik siswa, bukan sebaliknya melakukan kekerasan dengan dalih menanamkan kedisiplinan. “Kita semua tidak menginginkan kejadian serupa terulang kembali,”ucapnya. Meski telah melaporkan ke Polres Badung, pihaknya tidak menutup kemungkinan terjadinya perdamaian dikeduabelah pihak. (lit)
