DENPASAR – Manager UP3 PLN Bali Selatan I Putu Karyana mengatakan, pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) di Bali terus didorong dalam memenuhi cadangan pembangkit tenaga listrik. Hanya saja di Bali keterbatasan lahan dan luasan wilayah yang sempit menjadi kendala.
“Saat ini EBT di Bali dari PLTS sudah ada 5,6 mega watt. Jumlah ini tersebar di beberapa wilayah yakni Nusa Penida dan Bangli. Selain itu juga tersedia PLTH yang ada di wilayah Buleleng dengan daya 1,4 MW,” ucap Karyana didampingi Manager Komunikasi UID Bali I Made Arya, Rabu (15/11/2023).
Dijelaskan, jumlah tersebut masih kecil jika dibandingkan roadmap PLN yang bauran EBT diharapkan mencapai 25 persen pada 2060. “Kalau kita cari persentasenya 5,6 dibagi 1.500 (daya mampu di Bali) itu kecil sekali,” katanya.
Demikian dikatakannya, potensi panas bumi di Bali untuk PLTS masih cukup banyak. Hanya saja luasan wilayah di Bali sempit menjadi kendala untuk pengembangan PLTS. Selain itu, harga lahan dikatakannya juga menjadi kendala. “Butuh hektaran lahan untuk membangkit 1 mega watt sedangkan lahan di bali cukup mahal. Kalau lahan mahal tentu menjadi pertimbangan,” terangnya.
Untuk tenaga bayu sendiri kata Kariana mengatakan, sempat bisa dimanfaatkan hanya saja tidak konstan. Hal ini karena angin yang kencang datangnya di bulan bulan tertentu, tidak sepanjang tahun. “Jadi tidak bisa seperti di wilayah lainnya seperti Sulawesi,” imbuhnya. (sur,dha)