JEMBRANA – Terputusnya jembatan penghubung Yehembang-Kedisan di Desa Yehembang Kecamatan Mendoyo akibat terjangan banjir, segera dibangun kembali. Pemkab Jembrana menggunakan dana BKK Provinsi Bali tahun 2023 senilai Rp4,6 miliar.
Pembangunan jembatan lebih tinggi dari konstruksi sebelumnya untuk mengantisipasi banjir. Sedangkan volume bentangan 36 meter dan lebar 5 meter.
Kadis PUPR Jembrana I Wayan Sudiarta saat mendampingi Bupati Jembrana I Nengah Tamba dalam sosialisasi pembangunan jembatan, Selasa (16/5/2023) perbaikan infrastruktur jalan dan jembatan terus diupayakan.
Mengenai infrastruktur jalan, Pemkab Jembrana terus mengupayakan khususnya jalan kabupaten dan desa yang menjadi tanggung jawabnya wilayahnya agar dalam kondisi baik.
Dikatakan Sudiarta, sejumlah ruas jalan saat ini dalam kondisi baik, rusak berat dan rusak ringan.
Dengan total panjang jalan kabupaten mencapai 1075 km, jumlah jalan rusak ringan mencapai 141,4 km sedangkan rusak berat sepanjang 102,8 km.
Kendati demikian kinerja jalan kabupaten di Kabupaten Jembrana menurut standar pemerintah pusat masih tergolong baik sebesar 79 persen. Angka ini masih lebih tinggi dari yang disyaratkan standar nasional sebesar 75 persen. Dengan panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik pada tahun 2022 mencapai 707,97 km.
Disebutkan besaran anggaran saat ini menjadi persoalan utama, namun perbaikan jalan rusak akan tetap dilakukan. Khusus tahun ini, anggaran infrastruktur jalan dan jembatan sebesar 15,2 miliar.
Sedangkan, untuk perbaikan jalan rusak berat tadi, diestimasikan membutuhkan anggaran total sebesar Rp300 miliar. Sehingga anggaran yang ada saat ini masih jauh dari kata ideal.
Keterbatasan anggaran itu lanjut Sudiarta karena ada penurunan DAK Pusat sehubungan berbagai kebijakan strategis pemerintah pusat. Selain itu untuk keperluan refocusing anggaran dialihkan untuk penanganan pandemi Covid-19, serta beban belanja daerah untuk kebutuhan penganggaran Pemilu sehingga anggaran dimiliki pemerintah daerah menjadi terbatas.
Untuk itu kata Sudiarta, Bupati Jembrana sendiri sudah mencarikan beberapa solusi. Diantaranya melalui permohonan BKK provinsi serta anggaran pusat.
Disamping itu dibutuhkan kesadaran warga bersama-sama menjaga umur jalan, terutama dari genangan aliran air selokan sehingga lebih awet.
“Kita telah mengajukan BKK sebesar Rp20 miliar, selain itu juga mengajukan ke Kementerian PUPR senilai Rp79 miliar untuk jalan kabupaten. Sedangkan jalan desa nantinya akan dilakukan pendataan dengan menggunakan dana APBD, karena kewenangan jalan kabupaten dan desa ada di pemerintah daerah,” jelasnya.
Sementara itu, Bupati Tamba menuturkan pemerintah daerah terus berupaya membenahi infrastruktur-infrastruktur yang ada di Kabupaten Jembrana, apalagi hal itu merupakan kepentingan publik.
Termasuk jembatan Yehembang-Kedisan ini, yang merupakan akses penghubung beberapa desa dan banjar didalamnya. “Hari ini (kemarin), sudah mulai dibangun, astungkara bisa selesai dibangun tepat waktu dan nantinya bisa digunakan kembali oleh masyarakat untuk mobilitas perekonomian,” ungkapnya di hadapan Perbekel, Bendesa dan warga sekitar.
Bupati Tamba mengungkapkan untuk jembatan Nusamara yang juga rusak akibat diterjang banjir bandang, semoga bisa dieksekusi tahun depan di tahun 2024.
Saat ini, selain jembatan juga terdapat infrastruktur jalan yang rusak, nah ini tentu juga menjadi prioritas yang harus dibenahi. Melihat keterbatasan anggaran pemerintah daerah, Pihaknya telah mengajukan permohonan DAK (Dana Alokasi Khusus) kepada Kementerian PUPR RI. “Astungkara apa yang kita ajukan membuahkan hasil, sehingga secara bertahap infrastruktur Jembrana bisa segera dibenahi,” pungkasnya. (ara,dha)