GIANYAR – Sebagaian orang mungkin menganggap sampah plastik tidak berguna. Namun, bagi Ni Wayan Nori, mengumpulkan sampah kini jadi mata pencaharian untuk ditukar beras melalui program plastic exchange yang digagas sejumlah komunitas peduli lingkungan.
“Nggih, demen tyang ade niki (program plastic exchange). Maan baas cukup anggon medaar (iya, senang saya ada program ini. Dapat beras cukup untuk bisa makan)” ucap Ni Wayan Nori, saat ditemui di rumahnya di Dusun Banda, Desa Saba, Blahbatuh, Gianyar, Selasa 9 Maret 2021.
Mek Nori, begitu ia biasa disapa, setiap harinya mencari sampah plastik dan biasanya terkumpul hingga 10 kampil untuk ditukarkan beras rata-rata 18 sampai 20 kilogram. “Sebilang wai munduhan, ngalih ne di gelinjingan, di tongos lulue, nyanan tukaran ben baas di banjar (setiap hari mengumpulkan, nyarinya di selokan, di tempat sampah, nanti ditukar dengan beras di banjar)” katanya.
Perempuan berstatus janda itu tercatat sebagai warga kurang mampu di desanya. Di usia sepuh, ia harus kerja keras setelah anaknya berhenti bekerja lantaran sempat mengalami sakit kejiwaan. Mek Nori merasa bersyukur dengan adanya program plastic exchange.
Sementara, Kelian Dinas Banjar Banda, Kade Merta Anggara mengatakan, kegiatan palstic exchange di wilayahnya sudah empat kali diadakan dan disambut antusias masyarakat. “Banyak warga terbantu dengan kegiatan ini” ujarnya. (jay)