TABANAN – Setelah sempat terhenti saat pandemi Covid-19, DTW Ulun Danu Beratan kembali menggelar festival untuk keenam kalinya. Yang membedakan , kali ini festival digelar di dua tempat yakni Areal Pura Ulun Danu Beratan dan The Blooms Gardens.
Manajer Operasional DTW Ulun Danu beratan I Wayan Mustika selaku ketua panitia menyampaikan festival Cultural of Ulun Danu Beratan Festival VI 2023 dengan tema Bakti Ranu Mahalango kembali digelar setelah sempat vakum selama tiga tahun.
“Dengan tema Bati ranu mahalango bertujuan untuk memacu kembali spirit untuk menjaga kelestarian danau Beratan sebagai anugerah Ida Sanghyang Widhi sang pencipta yang merupakan wujud untuk melestarikan
budaya Bali khususnya gebog pesatakan,” ungkap Mustika, saat pembukaan festival Minggu (17/12) di The Blooms Garden.
Dalam kegiatan festival seni dan budaya ini, pihaknya melibatkan seniman dari 23 desa adat , dua sanggar seni serta wilayah penyangga Ulun Danu Beratan. Kegiatan digelar di dua tempat yakni di areal DTW Ulun Danu Beratan dan The Blooms Garden.
“Dalam Festival yang berlangsung hingga 3 Januari 2024 mendatang, kami akan melibatkan 1750 seniman dari 23 desa adat yang ada,” ungkapnya.
Berbagai kesenian akan ditampilkan selama festival seperti pokokna khas Mayungan, tari-tarian serta kesenian lain dan kuliner khas Baturiti. Pihaknya juga memberikan dana pembinaan untuk setiap desa adat yang tampil.
“Banyak kesenian terutama tari-tarian yang akan ditampilkan selama festival,” tandasnya.
Ditanya soal pusat festival di The Blooms Garden, pihaknya ingin lebih mempromosikan taman bunga ini kepada wisatawan. Harapannya, dengan festival ini, masyarakat baik domestik maupun mancanegara semakin mengenal dan berkunjung.
“Kunjungan ke The Blooms Garden sudah mulai meningkat, meski untuk wisatawan mancanegara masih kecil. Dengan festival ini, kami berharap akan semakin meningkat, seperti ke Ulun danu. Apalagi juga juga menyediakan paket berkunjung ke Ulun Danu dan The Blooms termasuk makan makan siang,” sebutnya.
Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya mengapresiasi digelarnya festival ini. Dengan digelarnya kembali festival ini pasca pandemi Covid, sebagai upaya menata kembali sekaligus mempromosikan daerah tujuan yang dimiliki Tabanan yang sangat ikonik seperti The Blooms garden, DTW Ulun Danu Beratan.
“Setelah sempat vakum, kita harus menata dan mempromosikan kembali obyek wisata yang ada agar semakin dikenal ke seluruh dunia. Obyek wisata harus terus dipromosikan jangan pernah berhenti,” ajaknya.
Pihaknya juga mengapresiasi, karena dalam festival menampilkan seni dan budaya sebagai wujud mengedepankan kearifan lokal yang harus terus dipertahankan dan dikembangkan. Pasalnya, Bali dengan keindahannya sangat diminati dan disenangi wisatawan. Namun yang membuat mereka datang kembali adanya keramahtamahan dan seni budaya yang kita miliki.
“Dengan terus mengedepankan kearifan lokal berupa seni dan budaya serta keramahtamahan, maka wisatawan akan kembali datang,” ucap Bupati sanjaya dengan yakin.
Bupati Sanjaya mengatakan, Tabanan memiliki seni dan budaya yang tidak kalah dengan yang lain. Ditambah lagi dengan keindahan lama tentu akan menjadi daya tarik tersendiri. Suatu hari nanti Tabanan akan menjadi ikon dan banyak yang akan belajar dan berguru ke Tabanan. Karena banyak kesenian tradisional.
“Seperti okokan, itu satu-satunya di Bali , apalagi di Baturiti juga ada sekaa okokan, ini harus dipertahankan dan diwariskan kepada generasi muda,” ingat bupati Sanjaya.
Pembukaan festival Cultural of Ulun Danu Beratan 2023 ini berlangsung meriah di wantilan The Blooms Garden, Baturiti. Festival digelar di tengah kebun bunga yang sangat eksotik menjadi sesuatu yang sangat spesial dan menjadi kenangan tersendiri.
Sambil melihat berbagai kesenian yang ditampilkan, masyarakat juga bisa menyaksikan pemandangan yang indah. (jon)