PariwisataTerkini

BaliMakãrya Film Festival Dibuka di Kuta

KUTA – Ajang perfilman internasional bertajuk BaliMakãrya Film Festival (BFF) 2022, telah dibuka, Minggu (16/10/2022).

Pembukaannya ditandai dengan pembunyian ‘Okokan’ oleh Direktur Perfilman, Musik, dan Media Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Ahmad Mahendra, bersama-sama dengan Gubernur Bali yang ketika itu diwakili Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Gede Arya Sugiartha.

Selain pemutaran video bumper BFF sebagai gambaran awal event film tahunan terbesar di Bali, acara dihiasi pula sajian gerak anggun serta ekspresi-ekpresi indah dari para penari berbakat dibawah asuhan Sanggar Gumiart Bali. Bukan hanya itu, tampil pula musisi artis Ayu Laksmi dengan alat musik khas Bali bernama ‘Penting’.

Pada hari pembukaan itu, juga dilakukan pemutaran film berjudul ‘Tegar’ karya Anggi Frisca, bertempat di Studio XXI Kuta Beachwalk Kuta. Film Tegar ini mengisahkan Tegar (10), seorang anak berkebutuhan khusus yang ingin sekolah. Kakek (65) yang setuju dengan keinginan Tegar sudah meninggal dunia. Sementara Ibu Tegar tidak setuju, sehingga Tegar kembali menyimpan mimpinya untuk sekolah dan punya teman.

BACA JUGA:   Pj. Gubernur Mahendra Jaya Apresiasi Rencana Penyelenggaraan Forum Humas Dunia 2024 di Bali

Ibu Tegar yang sibuk dengan pekerjaannya, mengakibatkan Tegar dititipkan kepada Isy (asisten rumah tangga). Namun suatu hari Isy terpaksa pulang kampung untuk merawat ibunya yang sakit. Tegar yang ditinggal sendiri, mau tidak mau harus berjuang untuk bertahan hidup di rumah. Akhirnya, Tegar memutuskan untuk keluar dari rumah, dan melakukan perjalanan untuk mewujudkan mimpinya yang sederhana, yakni bersekolah memiliki teman.

Anggota Dewan BFF 2022, Tommy F Awuy menjelaskan, Balimakarya sesungguhnya sudah pernah digelar yaitu pada tahun 2021. Namun ketika itu skupnya masih peserta lokal dan nasional. Sementara pada tahun ini, peserta BFFI meluas, hingga ke negara-negara Asia Tenggara.

“Jadi inilah pagelaran film internasional pertama di Bali,” ungkapnya menuturkan BFF yang dalam rangkaian selama enam hari (16-21 Oktober 2022), akan menampilkan karya-karya film dari dalam dan luar negeri tersebut.

BACA JUGA:   Urung Ajukan Gugatan, Nata-Sunda Mohon Maaf dan Ajak Pendukung Tetap Berjuang

Disampaikannya pula, dilaksanakannya festival tersebut pada dasarnya bertujuan untuk mengembangkan apresiasi dan juga melahirkan profesional-profesional di bidang film. Di samping itu, sekaligus menjadi ajang pertukaran budaya dengan negara-negara lain dan berjejaring secara profesional.

“BaliMakãrya juga ingin menjadikan Bali sebagai sentra (hub) atau kiblat yang ideal untuk festival-festival film terpenting, khususnya di Asia Tenggara,” ungkapnya.

Sebutan Bali dalam BaliMakãrya, kata dia, bukan hanya bermakna sebagai teritori administratif Provinsi Bali, ataupun representasi dari suku bangsa Bali. Tetapi Bali adalah perwakilan dari satu ‘kesatuan rasa’ berkebangsaan Indonesia dan warga dunia.

“Memasuki masa pascapandemi Covid-19, sudah saatnya Bali sebagai satu kesatuan rasa mulai melangkah bergerak untuk menghasilkan karya yang laik dipersembahkan untuk kemanusiaan dan lingkungan,” ucapnya. (adi/jon)

Back to top button