BULELENG – Rencana penguraian pedagang yang ada di Pasar Banyuasri, Pasar Anyar Singaraja dan Pasar Tumpah untuk mengantisipasi pasar sebagai klaster (lokasi,red) penyebaran Covid-19 mendapat apresiasi wakil rakyat di DPRD Kabupaten Buleleng. Namun demikian, agar tidak menimbulkan persoalan baru yang justru lebih kompleks sejumlah vokalis DPRD Buleleng menyarankan sebelum penguraian pedagang agar di lakukan optimalisasi kapasitas pasar yang ada.
“Penguraian pedagang untuk mencegah penyebaran Covid-19 sangat bagus, namun tentu harus dilihat juga persoalan yang ada pada masing-masing pasar,” tandas Made Sudiarta, Salasa (30/6/2020) usai mengikuti rapat fraksi di DPRD Kabupaten Buleleng.
Seperti Pasar Anyar Singaraja, kata Sudiarta yang akrab disapa Dek Tamu atau Si Kuncir, melubernya para pedagang ke jalan Durian dan Sawo itu diakibatkan oleh kurang tegasnya pengelola pasar terhadap pedagang sehingga 116 los yang ada di lantai II tidak dimanfaatkan. “Sekarang tinggal menaikkan pedagang yang ada di jalan, sekitar 90 pedagang ke lantai II sehingga penguraian pedagang Pasar Anyar Singaraja ke Kawasan Eks Pelabuhan Buleleng tidak perlu dilakukan,” tukasnya.
Terlebih, pada areal Eks Pelabuhan Buleleng tersebut ada kawasan suci, Pura Segara Desa Adat Buleleng dan Klenteng Ling Guan Kiong. “Keberadaan kawasan suci berupa Pura Segara ini patut dipertimbangkan agar tidak muncul persoalan lain,” tandasnya.
Sementara untuk pedagang di Pasar Banyusari, vokalis dewan dari Fraksi Partai Nasdem ini mengaku geli dan perihatin. Karena, penguraian pedagang untuk mencegah penyebaran Covid-19 tidak perlu dilakukan jika ratusan lapak pasar darurat yang dibiayai APBD Buleleng senilai Rp 1,7 Milyar difungsikan. “Saat ini ratusan lapak tersebut tidak dimanfaatkan, kalau lapak pasar darurat itu dimanfaatkan tentu tidak perlu penguraian pedagang. Tinggal bagaimana pengelola pasar, secara tegas mengatur para pedagang untuk menempati lapak darurat yang telah disediakan pemerintah,” tandas Dek Tamu sembari mendesak pemerintah daerah untuk mengoptimalkan potensi yang ada dalam penanganan Pandmi Covid-19.
Hal senada diungkapkan Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTP2) Covid-19 Buleleng, Gede Suyasa. Dari hasil rapat koordinasi dengan pihak terkait, termasuk PD. Pasar Kabupaten Buleleng selaku pengelola pasar, optimalisasi kapasitas masing-masing pasar akan dilakukan sebelum upaya penguraian para pedagang dilakukan. “Dari pendataan yang dilakukan PD Pasar Buleleng, los atau lapak pada lantai II Pasar Anyar Singaraja banyak yang kosong. Ada 116 los/lapak yang tidak dimanfaatkan, sementara pedagang yang berjualan dijalan sekitar 90 pedagang, sehingga PD. Pasar Buleleng diminta untuk mengotimalkan tempat yang ada dengan tetap mempedomani protokol kesehatan,” pungkasnya. (kar)