BULELENG – Skema Work From Office (WFO) atau bekerja dari kantor, sesuai surat edaran Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB) dan surat edaran dari Gubernur Bali akan dilaksanakan Jumat (5/6/2020) di Bumi Den Bukit. Selain menyiapkan regulasi yang mengacu pada surat edaran yang ada, Pemkab Buleleng juga sudah menyiapkan strategi, sarana prasarana dan sumber dana manusia (SDM).
“Masing-masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Kabupaten Buleleng wajib menerapkan WFO dan membentuk tim penanganan Covid-19 sesuai dengan surat edaran Bupati Buleleng,” tandas Sekretaris Daerah (Sekda) Buleleng, Gede Suyasa, Kamis (4/6/2020) usai memimpin rapat virtual sosialisasi Sistem Kerja ASN yang terbaru dengan para pimpinan OPD Pemkab Buleleng.
Sekda Suyasa memaparkan, dalam penerapan WFO setiap OPD wajib membentuk Tim Penanganan Covid-19. Nantinya, tim ini yang akan bertugas menilai siapa-siapa yang dapat melakukan WFO. “Siapa yang boleh datang ke kantor, siapa yang tidak atau work from home (WFH),” tegasnya. Tim ini akan berada khusus pada dinas atau badan terkait.”Pengaturan aparatur sipil negara (ASN) ini menjadi domain dari Tim Penanganan Covid-19 masing-masing dinas atau badan,” tandasnya.
Dengan adanya Tim Penanganan Covid-19 pada masing-masing OPD, maka WFH dan WFO akan dapat berjalan beriringan. “Pertimbangan yang dipakai oleh Tim Penanganan Covid-19 pada masing-masing OPD, salah satunya adalah faktor lingkungan. Disamping juga kondisi kesehatan dan riwayat perjalanan dari aparatur bersangkutan,” ungkapnya.
Lingkungan yang dimaksud, kata Suyasa adalah tempat tinggal dan tetangga-tetangga di sekitar tempat tinggal. Kalau misalnya ada tetangga ASN yang terkonfirmasi positif Covid-19, tentu diinstruksikan untuk menjalankan WFH dulu. “Jangan dulu ngantor. Mulai besok para pimpinan OPD bisa memperkenankan stafnya untuk bekerja dari kantor. Termasuk ada yang ditugaskan di rumah karena pertimbangan-pertimbangan tertentu,” terangnya.
Dengan adanya WFH ini, secara kualitas dan kuantitas kinerja diakui akan sangat berpengaruh. Dalam situasi kedaruratan, tidak akan memiliki output yang berkualitas secara optimal. “Ini dikarenakan, waktu kerja saat di rumah, sistem yang digunakan juga baru, suasana psikologi masyarakat termasuk ASN dalam menghadapi penyebaran Covid-19, termasuk situasi ekonomi yang tertekan saat ini,” pungkasnya. (kar)